Peretas Jual Data Nomor Ponsel PM Inggris dan Pejabat Tinggi

London, Beritasatu.com- Peretas menjual data rahasia nomor perdana menteri Inggris dan para pejabat tinggi lainnya. Seperti dilaporkan Mail on Sunday, Minggu (2/10/2022), situs web Amerika Serikat (AS) mencantumkan rincian kontak terbaru dari hampir semua menteri Inggris.
Nomor ponsel pribadi Perdana Menteri Liz Truss dan 25 menteri Kabinet Inggris dapat dengan mudah diperoleh di situs internet AS. Mail on Sunday telah mengungkapkan, situs itu menawarkan langganan ke database yang dapat dicari hanya dengan 6,49 pound sterling (US$7,25 atau Rp 110.960) seminggu.
Situs tersebut, yang namanya tidak disebutkan oleh surat kabar tersebut, mengklaim telah mencantumkan lebih dari 14 miliar file dengan data curian. Beberapa serangan siber terjadi lebih dari satu dekade, menurut outlet tersebut. Selain nomor telepon dari hampir seluruh Kabinet Inggris, situs internet tersebut dilaporkan menawarkan alamat email, kata sandi, dan informasi pribadi lainnya.
Sebelum menerbitkan artikel tersebut, Mail on Sunday memberi tahu pemerintah tentang pelanggaran keamanan tersebut. Pada hari Sabtu, para menteri membahas ancaman tersebut dengan penasihat keamanan nasional, menurut surat kabar itu.
"Pemerintah menyadari bahwa ada situs web yang mengumpulkan rincian dari pelanggaran data historis, oleh karena itu banyak data di situs web ini sudah tua dan tidak benar," kata juru bicara Kantor Kabinet, seperti dikutip oleh outlet.
Mail on Sunday, bagaimanapun, mengklaim bahwa mereka telah memeriksa informasi di situs web dan dapat mengonfirmasi bahwa nomor telepon para menteri, termasuk salah satu dari perdana menteri, adalah yang terbaru.
Rincian pribadi oposisi pemerintah saat ini juga telah dikompromikan, tulis surat kabar itu, karena situs internet tersebut menampilkan nomor telepon pemimpin Partai Buruh Keir Starmer, serta tujuh frontbencher Partai Buruh.
Situs ini terdaftar di alamat di daerah yang kurang beruntung di Las Vegas. Seorang reporter Mail on Sunday mengunjunginya pada hari Jumat – hanya untuk menemukan kantor yang "berantakan", yang digunakan sebagai alamat layanan untuk "ratusan perusahaan." Resepsionis tidak dapat memberikan informasi apa pun kepada jurnalis tentang orang-orang di balik database.
Rincian pribadi anggota pemerintah Inggris dilaporkan telah menjadi sasaran peretas dalam beberapa kesempatan. Baru-baru ini April lalu, menurut The Telegraph, Kantor Luar Negeri meluncurkan penyelidikan mendesak tentang bagaimana data pribadi pegawai pemerintah berakhir di situs media sosial Rusia.
Tahun lalu, Kelompok Keamanan Pemerintah mengkritik para menteri karena menjadikan diri mereka sasaran empuk serangan siber. Kelompok keamanan menyarankan mereka untuk berhenti menggunakan WhatsApp dan email pribadi untuk tujuan bisnis.
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI

Prabowo dan Iko Uwais Tunjukkan Kuda-kuda Silat

10 Tips Menjaga Kesehatan Anak Selama Musim Hujan

Liga Champions: Garnacho Gacor, Onana Bapuk, MU di Lubang Jarum

Kemenkeu: Kerangka ESG Dorong Proyek Infrastruktur Berkelanjutan

Ini Update Genangan Air di 69 RT di Jakarta hingga Kamis Siang

Banjir hingga 1 Meter Rendam Permukiman Warga Kelurahan Rawajati Jakarta

Heboh! Militer AS Deteksi UFO di Orbit Bumi Luar Angkasa

Lirik Lagu Lampu Merah dari The Lantis yang Viral di Medsos

Masih Kerja di Hari Ketiga Kampanye, Gibran Lepas Sekda Solo

Retno Marsudi: Palestina Punya Hak untuk Merdeka

Akuisisi 803 Menara Rp 1,75 Triliun, Mitratel Dapat Tambahan 1.327 Penyewa

Ratusan Buruh Lakukan Aksi Sweeping di Kawasan Industri MM2100 Cibitung

Badak Sumatera Kembali Lahir di Taman Nasional Way Kambas

Jumlah Kunjungan Meningkat, Kinerja Mal LPKR Berpotensi Naik pada Akhir 2023

Genjot Pariwisata, Pasuruan Dijadikan Kota Manasik
2
4
Retno Marsudi: Palestina Punya Hak untuk Merdeka
B-FILES


Pemilu 2024 vs Kesejahteraan Mental Generasi Z
Geofakta Razali
Rakernas IDI dan Debat Pilpres 2024
Zaenal Abidin
Indonesia dan Pertemuan Puncak APEC
Iman Pambagyo