Pengamat: Jangan Saling Menyalahkan dalam Tragedi Kanjuruhan
Selasa, 4 Oktober 2022 | 17:15 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Direktur Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo meminta publik tidak saling menyalahkan dalam tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur yang menewaskan ratusan orang. Menurut Karyono, tragedi tersebut bukan kesalahan satu pihak saja apalagi menyudutkan hanya pada kepolisian.
"Tragedi Kanjuruhan merupakan resultan dan mismanajemen, krisis koordinasi, dan lemahnya kolaborasi antarpihak dalam penyelenggaraan urusan publik. Ini jelas bukan kesalahan satu pihak," ujar Karyono kepada wartawan, Selasa (4/10/2022).
Karyono mencontohkan, orang menyalahkan polisi karena menggunakan gas air untuk mengantisipasi kerusuhan. Menurut dia, publik harus paham juga bahwa polisi bisa menggunakan emergency planning dalam situasi darurat.
"Katakanlah, orang menyalahkan polisi karena menggunakan gas air mata. Itu betul, orang boleh marah. Tetapi kan polisi juga tidak menyalahi prosedur karena dalam situasi darurat mereka boleh menggunakan emergency planning," ungkap Karyono.
Padahal, kata Karyono, banyak pihak yang diuntungkan secara bisnis dengan siaran bola tersebut. Menurut dia, mereka juga harus ikut bertanggung jawab.
"Lalu bagaimana dengan organisasi penyelenggara dan pihak yang diuntungkan dalam bisnis siaran bola? Mereka juga pihak yang ikut bertanggung jawab. Ada kesan, itu pertandingan yang dipaksakan karena dalam suasana tidak kondusif pertandingan tetap dipaksa dilanjutkan. Ini kan aneh," jelas Karyono.
Karena itu, Karyono meminta semua pihak merefleksikan diri atas tragedi Kanjuruhan tersebut. Meskipun, kata dia, penegakan hukum tetap berjalan.
"Jadi sekali lagi, semua pihak harus refleksi diri dan menyampaikan permintaan maaf. Tentu penegakan hukum harus jalan. Tapi jangan lagi ada upaya menyudutkan pihak tertentu saja," pungkas Karyono.
Diketahui, tragedi Kanjuruhan, Malang terjadi usai pertandingan sepakbola antara Arema melawan Persebaya pada Sabtu (2/10/2022) malam. Total, ada 448 korban dalam Tragedi Kanjuruhan dengan perincian 302 orang mengalami luka ringan, 21 orang luka berat, dan 125 orang meninggal dunia.
Diberitakan, pihak kepolisian menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk ke lapangan. Gas air mata juga ditembakkan ke arah tribune, sehingga membuat penonton berlarian berusaha keluar dari stadion.
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI

Ini Jenis-Jenis Tindak Pidana Pemilu Berikut Ancaman Hukumannya

Blunder Onana Bikin MU Catat Rekor Kebobolan Terburuk di Liga Champions

Nawawi Pomolango: KPK Sedang Tidak Baik-baik Saja

Spotify Wrapped 2023 Resmi Hadir, Ini Cara Mudah Membuatnya

TKN Prabowo-Gibran Bidik Suara Pemilih Muda di Atas 50 Persen

Mantan CEO Google Prediksi 5 Tahun Lagi Dampak AI Sama dengan Bom Atom Jepang

Kadin: Boikot Produk Terafiliasi Israel Bisa Timbulkan PHK

Kali Cabang Meluap, Jalan Raya Sawangan Terendam Banjir

Lirik Lagu Dance The Night dari Dua Lipa dan Terjemahannya

Kemenkominfo Susun Panduan dan Etika bagi Perusahaan yang Manfaatkan AI

Ikut COP 28, Jokowi Terbang ke Dubai

Saut Situmorang Ikut Diperiksa dalam Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri ke SYL

Air Kiriman dari Bogor Bikin Banjir dan Macet di Pancoran Mas Depok

Debit Katulampa Berpeluang Naik Lagi pada Siang hingga Malam Hari

Kecelakaan di Tol Cipularang, 2 Penumpang Elf Tewas
2
4
TKN: Kampanye Prabowo-Gibran Bakal Fokus Mendengar Aspirasi
B-FILES


Pemilu 2024 vs Kesejahteraan Mental Generasi Z
Geofakta Razali
Rakernas IDI dan Debat Pilpres 2024
Zaenal Abidin
Indonesia dan Pertemuan Puncak APEC
Iman Pambagyo