Jakarta, Beritasatu.com – Berita viral di medsos yang menyebutkan bahwa nilai oktan Pertalite hanya 86 terjadi karena metode pengukuran yang salah. Hal itu diutarakan oleh Ahli Konversi Energi Institut Teknologi Bandung (ITB) Tri Yuswidjajanto. Menurut Tri, nilai oktan (RON) Pertalite diukur dengan metode dan alat ukur yang digunakan warganet salah, sehingga hasilnya pun keliru.
“Metode pengukuran dan alat ukurnya salah. Kalau metode uji dan alat ujinya beda, maka hasilnya pun beda,” kata Tri Yuswidjajanto saat dihubungi Beritasatu.com, Sabtu (8/10/2022).
Tri lalu memberi contoh sederhana. Saat mengukur temperatur (suhu) menggunakan termometer Fahrenheit, hasilnya angka 212. Sedangkan bila menggunakan termometer Celcius, didapatkan angka 100, padahal yang diukur temperatur barang yang sama pada saat yang sama.
Tri menjelaskan, untuk mengukur nilai oktan bahan bakar, Pertamina menggunakan mesin CFR atau coordinating fuel research.Untuk menguji sampel bahan bakar dengan mesin CFR, tidak sembarangan orang boleh melakukannya, hanya operator yang telah lulus sertifikasi yang bisa menjalankannya.
Baca selanjutnya
Mesin CFR sendiri adalah alat uji oktan yang berlaku secara internasional ...
Halaman: 12selengkapnya
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: BeritaSatu.com