Jakarta, Beritasatu.com – Negosiasi politik terkait koalisi menghadapi Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024 dinilai sedang berlangsung. Direktur Eksekutif SMRC Sirojuddin Abbas menyebutkan Pilpres 2024 bakal diikuti oleh tiga sampai empat koalisi apabila mencermati pergerakan elite politik belakangan ini.
Meskipun, Abbas mengatakan koalisi yang terbentuk saat ini baru sebatas kesepakatan awal, belum koalisi yang final. “Belum koalisi, baru kesepakatan awal dan negosiasi sedang berlangsung (antara elite parpol),” kata Abbas dalam diskusi bertajuk “Understanding Indonesia's Social Politic Landscape: Impact on Economic Growth and Investment Climate” dalam rangkaian Investor Daily Summit 2022 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa (11/10/2022).
Empat poros Pilpres 2024 terbentuk dengan syarat PDI Perjuangan (PDIP) mengajukan pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) sendiri tanpa koalisi. PDIP telah memenuhi syarat presidential threshold atau ambang batas pencalonan presiden 20 persen kursi atau 115 kursi di DPR sebagaimana diatur dalam Pasal 122 Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu. Kursi PDIP di parlemen sebanyak 128 kursi atau 22,3 persen.
Poros kedua, yakni Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang sudah mengantongi 148 kursi atau 25,7 persen dengan perincian Partai Golkar 85 kursi, PAN 44 kursi dan PPP 19 kursi. Lalu, poros koalisi ketiga adalah Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) bentuk Partai Gerindra dan PKB. KIR sudah mengantongi sebanyak 136 kursi atau 23,7 persen kursi dengan perincian Gerindra sebanyak 78 kursi dan PKB sebanyak 58 kursi.
Terakhir, koalisi yang bakal dibentuk Partai Nasdem (59 kursi), Demokrat (54 kursi) dan PKS (50 kursi). Total kursi dari koalisi Nasdem, Demokrat dan PKS sebanyak 163 kursi atau 28,3 persen. “Nasdem harus berusaha keras meyakinkan PKS dan Demokrat untuk berkoalisi,” kata Abbas.
Lebih lanjut, Abbas mengatakan koalisi bisa lebih sederhana lagi, sehingga terbentuk hanya tiga poros koalisi. Potensi ini, kata dia, bisa terjadi jika PDIP bergabung dengan koalisi KIR bentukan Gerindra-PKB. Jika hal ini terjadi, kata Abbas, maka koalisi PDIP, Gerindra dan PKB mengantongi 48 persen kursi di parlemen. Dua poros koalisi lainnya adalah KIB dan koalisi Nasdem, Demokrat dan PKS.
Abbas mengatakan para elite politik sebenarnya tidak terlalu memikirkan soal politik identitas pada Pilpres 2024. Bahkan, kata dia, politik identitas hanya dijadikan bahan untuk negosiasi ketika kesepakatan politik belum dicapai menyosong Pilpres 2024.
“Pergerakan elite lebih concern pada ruang negosiasi, bukan pada kesepakatan koalisi,” ucapnya.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: BeritaSatu.com