Jakarta, Beritasatu.com - Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani menyinggung pujian International Monetary Fund (IMF) yang mengatakan bahwa ekonomi Indonesia adalah cahaya di tengah kegelapan. Menurut Muzani, Indonesia perlu waspada dan berhati-hati dengan pujian tersebut dengan merujuk pada pengalaman pada pada krisis ekonomi Tahun 1998.
"Anehnya di tengah situasi seperti sekarang, IMF justru memuji Indonesia, dianggap ekonominya paling bercahaya. Kalau sudah dipuji IMF, hati-hati terhadap pujian IMF. Kita punya pengalaman menghadapi krisis berat 1998 (krisis moneter) dan menjadi krisis politik. Saat itu kita terlena dengan pujian IMF yang mengatakan fundamen ekonomi kita cukup kuat," ujar Muzani saat menghadiri sosialisasi 4 pilar kebangsaan di Kota Gorontalo, Rabu (12/10/2022).
Saat itu, kata Muzani, terjadi resesi lebih dulu di negara Thailand. Namun dalam hitungan minggu usai IMF memuji kita, Indonesia mengalami hal yang sama dengan Thailand, bahkan lebih parah.
"Apa artinya? apa yang dikatakan IMF tidak relevan, jangan-jangan mereka memuji agar kita terlena," tandas dia.
Karena itu, Muzani berharap Indonesia ke depan harus memiliki pemimpin yang kuat dengan memahami permasalahan substansi kerakyatan dan ancaman global. Ancaman resesi dan perang nuklir saat ini harus disikapi dengan cermat. Karena implikasi dari perang Rusia-Ukraina saat ini sudah melanda negara-negara Eropa Barat.
"Tanda-tanda krisis akibat resesi sudah terjadi di Inggris. Orang mulai antre buat makan. Di Kota London, semua makanan harganya naik 25%. Negara yang begitu luar biasa makmur dan kaya, tapi sekarang harga makanan sangat mahal. Biaya listrik naik 70%, air bersih naik 50%. Dan di negara-negara Eropa Barat semua sekarang sedang menghadapi musim dingin. Supply gas yang selama ini dari Rusia sekarang ditutup," pungkas Muzani.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: BeritaSatu.com