Yangon, Beritasatu.com - Serangan udara militer Myanmar dengan sasaran pertemuan yang diadakan oleh kelompok perlawanan etnis menewaskan sekitar 50 orang dan melukai 70 orang, kata pemberontak pada Senin (24/10/2022).
"Sekitar pukul 20.40 pada hari Minggu, dua jet militer Myanmar menyerang" sebuah upacara yang diadakan Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA), Kolonel Naw Bu, mengatakan kepada AFP.
"Sekitar 50 orang tewas termasuk anggota KIA dan warga sipil," katanya, seraya menambahkan bahwa sekitar 70 orang terluka.
Media lokal melaporkan, bahwa hingga 60 tentara dan warga sipil tewas.
Gambar yang dibagikan oleh media lokal dimaksudkan untuk menunjukkan akibatnya, dengan puing-puing berserakan di tanah.
Kantor PBB di Myanmar mengatakan "sangat prihatin dan sedih dengan laporan serangan udara yang terjadi di Hpakant, Negara Bagian Kachin".
"Laporan awal menunjukkan bahwa lebih dari 100 warga sipil mungkin terkena dampak pemboman itu," katanya dalam sebuah pernyataan.
"Banyak kematian juga telah dilaporkan," tambahnya.
Seorang juru bicara junta tidak menanggapi permintaan komentar.
Kedutaan Besar AS di Yangon mengatakan pihaknya "mengikuti laporan serangan udara militer yang menargetkan pertemuan Kachin yang mengakibatkan kematian sejumlah besar warga sipil".
KIA telah bentrok secara teratur dengan militer selama beberapa dekade, dengan pertempuran sengit meletus setelah kudeta tahun lalu.
Myanmar telah berada dalam kekacauan sejak kudeta militer tahun lalu, dengan sebagian besar negara dilanda pertempuran.
Laporan serangan datang beberapa hari sebelum para menteri luar negeri Asia Tenggara akan mengadakan pembicaraan darurat untuk membahas Myanmar yang dilanda perselisihan menjelang KTT para pemimpin Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara November.
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) sejauh ini telah mempelopori upaya yang sia-sia untuk menyelesaikan krisis, dan blok itu frustrasi dengan meningkatnya kekejaman hak asasi manusia.
Pada bulan September, setidaknya 11 anak sekolah tewas dalam serangan udara militer dan penembakan di sebuah desa Myanmar di wilayah utara Sagaing.
Junta mengatakan telah mengirim pasukan dengan helikopter ke Let Yet Kone setelah menerima petunjuk bahwa para pejuang dari KIA dan milisi anti-kudeta setempat sedang memindahkan senjata di daerah tersebut.
Sejumlah kelompok pemberontak etnis Myanmar telah keluar untuk mendukung gerakan anti-kudeta, menawarkan perlindungan dan bahkan pelatihan kepada para aktivis.
Baca selanjutnya
Mei lalu, KIA mengatakan telah menjatuhkan sebuah helikopter tempur militer selama ...
Halaman: 12selengkapnya
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: AFP