Moskwa, Beritasatu.com - Rusia pada Selasa (1/11/2022) menegaskan, sedang mempertimbangkan "langkah lebih lanjut" apa yang harus diambil, setelah mereka menuduh pihak Inggris bertanggung jawab atas serangan pipa gas bawah laut Nord Stream.
Kementerian pertahanan Rusia mengatakan pada hari Sabtu, personel angkatan laut Inggris telah meledakkan jaringan pipa Nord Stream pada bulan September lalu, sebuah pernyataan yang dikatakan London salah dan dirancang untuk mengalihkan perhatian dari kegagalan militer Rusia di Ukraina.
"Ada bukti bahwa Inggris terlibat dalam sabotase ... aksi teroris terhadap infrastruktur energi vital," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.
"Tindakan seperti itu tidak bisa dikesampingkan. Tentu saja, kami akan memikirkan langkah selanjutnya. Pasti tidak bisa dibiarkan seperti ini," kata Peskov.
Kremlin belum memberikan bukti untuk mendukung klaimnya bahwa Inggris berada di balik pecahnya jaringan pipa Nord Stream, yang telah mengancam akan membuat sambungan gas multi-miliar dolar tidak dapat digunakan secara permanen.
Kremlin juga mengatakan tidak ada keputusan yang diambil apakah akan memperbaiki jaringan pipa yang dikendalikan Rusia.
Peskov mengatakan, Kremlin sedang menunggu penilaian ahli tentang kerusakan dan bahwa belum ada keputusan yang diambil tentang masa depan Nord Stream 1 atau Nord Stream 2.
Swedia pekan lalu memerintahkan penyelidikan tambahan untuk dilakukan atas kerusakan tersebut. Pihak berwenang di Swedia dan Denmark telah menyimpulkan bahwa kebocoran gas disebabkan oleh ledakan, tetapi belum mengatakan siapa yang mungkin bertanggung jawab.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: CNA/Reuters