Yogyakarta, Beritasatu.com - Gunung Merapi kembali menunjukan aktivitasnya, Jumat (11/11/2022) dengan mengeluarkan dua kali awan panas guguran.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Daerah Istimewa Yogyakarta menyebutkan dua guguran awan panas terjadi pada pukul 09.05 WIB dan pukul 12.08 WIB.
Awan panas guguran pertama meluncurkan awan panas sejauh 1.000 meter ke arah Kali Boyong (barat daya) dengan durasi 135 detik. Sama halnya dengan awan panas guguran pertama, awan panas guguran yang terjadi kedua pada pukul 12.08 WIB, juga meluncurkan awan panas sejauh 1.000 meter ke arah Kali Boyong (Barat Daya) dengan durasi 104 detik.
Situasi Gunung Merapi sendiri saat terjadinya awan panas guguran cenderung berawan dan puncak tertutup awan. Dua awan panas guguran itu terekam cctv pengamatan Gunung Merapi milik Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Daerah Istimewa Yogyakarta.
Untuk diketahui Gunung Merapi berstatus Siaga sejak 5 November 2020.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso sebelumnya awan panas guguran tercatat terakhir kali keluar dari Gunung Merapi pada 22 Juni 2022.
Selama pengamatan BPPTKG mulai pukul 06.00 sampai 12.00 WIB, menurut Agus, asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal setinggi 30-150 meter di atas puncak kawah Merapi.
Sementara itu, berdasarkan pengamatan visual aktivitas Gunung Merapi mulai 28 Oktober sampai 3 November 2022, BPPTKG menyatakan tidak ada perubahan morfologi yang signifikan, baik pada kubah barat daya maupun kubah tengah Merapi.
Agus menyebutkan volume kubah lava pada bagian barat daya Merapi tercatat sebesar 1.626.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.772.000 meter kubik. "Volume kubah terhitung tetap," ujar Agus.
Empat Rekomendasi BPPTKG
1. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
2. Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
3. Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar G. Merapi.
4. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: BeritaSatu.com