Muhammadiyah Minta Presiden Serius Tangani Papua
Jakarta - Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Saleh Partaonan Daulay meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono serius menangani perkembangan isu terakhir di Papua.
"Seiring dengan memanasnya situasi politik nasional, dikhawatirkan pihak-pihak luar akan mengambil kesempatan untuk membawa masalah Papua ke dunia internasional," kata Saleh Partaonan Daulay di Jakarta, Sabtu (2/3).
Apalagi, kata dosen FISIP UIN syarif Hidayatullah Jakarta itu, sejumlah aktivis organisasi pro-Papua merdeka tidak pernah lelah untuk membawa isu tersebut ke pentas internasional.
"Presiden jangan sampai melupakan persoalan Papua yang tidak kalah pentingnya dengan urusan Partai Demokrat," tuturnya.
Menurut Saleh, Pemerintah harus mampu mengalahkan diplomasi para aktivis dan organisasi pro-Papua merdeka di tingkat internasional. Jika lalai, bisa saja isu ini akan semakin menguat dan memarginalkan posisi Indonesia di forum-forum internasional.
Saleh meminta Presiden mengingat pernyataan Presiden Senegal Abdoulaye Wade tentang posisi mereka dalam melihat persoalan Papua.
Ketika menerima Benny Wenda, salah seorang aktivis pro-Papua merdeka, Abdoulaye Wade mengatakan "West Papua is now an issue for all black Africans".
Pernyataan itu, kata Saleh, tidak bisa dipandang remeh. Sebagai kepala negara, Abdoulaye Wade bisa saja sewaktu-waktu mengadakan konsolidasi dengan pemimpin negara-negara Afrika lainnya untuk membawa isu Papua ke PBB.
Alumnus Colorado State University itu mengatakan secara historis solidaritas Afrika telah banyak menghasilkan kemenangan dalam diplomasi di PBB.
"Kalau aktivis pro-Papua merdeka berhasil menggaet pemimpin negara-negara Afrika, tentu Indonesia akan menemukan kesulitan untuk membendung gerakan mereka," katanya.
Dalam rangka menyikapi hal tersebut, Saleh meminta pemerintah mengambil langkah konkret untuk menghentikan setiap konflik dan kekerasan yang terjadi di tanah Papua.
Menurut dia, pendekatan kemanusiaan harus dikedepankan daripada pendekatan gaya militeristik. Pemberian bantuan kepada masyarakat Papua juga harus dikontrol agar tidak hanya dinikmati oleh elit politisi lokal.
"Jika ingin membuat sejarah baru, Yudhoyono bisa menuliskannya melalui penyelesaian masalah Papua. Bila berhasil, sejarah Indonesia akan mencatatnya dengan tinta emas," tuturnya.
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI

Piala Dunia U-17: Mali Tetap Punya Motivasi Tinggi Rebut Posisi 3

Langka! Banjir Menerjang Dataran Tinggi di Malang

Jokowi Ingatkan Perbankan Kucurkan Kredit ke UMKM, Jangan Hanya Beli SBN

Helikopter Militer AS Jatuh di Laut Jepang, 1 Orang Dipastikan Tewas

Piala AFC: Hajar Stallion 5-2, Bali United Bertengger di Posisi 3 Grup G

Kiper Liverpool Alisson Becker Cedera Panjang

Eks Aktivis 98 Sepakat Tolak Fitnah untuk Prabowo-Gibran

Selesai Diperiksa Penyidik, SYL Ngaku Sudah Sampaikan Semua Fakta

Diperiksa soal Dugaan Pemerasan Firli Bahuri, SYL Dicecar 12 Pertanyaan

Lirik Lagu Di Tepian Rindu oleh Davi Siumbing yang Viral di Media Sosial

204 Juta Data Pemilih di KPU Bocor, Menkominfo Sebut Bukan Motif Politik

Dampak Perubahan Iklim Makin Nyata, Jokowi Beberkan Faktanya

Ketidakpastian Global Masih Menghantui, Begini Karakteristiknya

Geledah Rumah di Jakarta, KPK Sita Bukti Dokumen Terkait Kasus Wamenkumham

Ada Gangguan Sinyal di Stasiun Citayam, Perjalanan KRL Tertahan
1
B-FILES


Pemilu 2024 vs Kesejahteraan Mental Generasi Z
Geofakta Razali
Rakernas IDI dan Debat Pilpres 2024
Zaenal Abidin
Indonesia dan Pertemuan Puncak APEC
Iman Pambagyo