Jelang Lebaran, Warga Polewali Mandar Ramai Berburu Pakaian Bekas
Rabu, 19 April 2023 | 12:09 WIB

Polewali Mandar, Beritasatu.com - Menjelang hari Raya Idulfitri 1444 Hijriah, sentra pakaian bekas yang ada di Pasar Sentral Pekkabata, Polewali, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, ramai dikunjungi warga. Meski pakaian bekas impor sempat dilarang diperjualbelikan, namun pakaian bekas masih menjadi favorit warga untuk digunakan saat Lebaran nanti.
Warga berbondong-bondong memilih pakaian bekas yang tertumpuk di tikar maupun yang di gantung di lapak pedagang. Para warga ini bahkan rela berdesak-desakan untuk berburu pakaian bekas impor demi mendapatkan barang yang berkualitas dan bermerek yang dijual oleh pedagang.
Beberapa jenis barang bekas disediakan di tempat ini, mulai dari celana jeans, sepatu import, baju, tas, topi, dan pakaian. Selain harganya yang murah, kualitas barang impor menjadi alasan warga memilih pakaian bekas dari pada pakaian baru di pasar.
Tradisi beli baju Lebaran saat mendekati Hari Raya Idul Fitri sudah sangat melekat pada masyarakat Indonesia. Bahkan tradisi ini dilaksanakan semua kalangan masyarakat Indonesia. Membeli baju lebaran tidak hanya baju baru saja, ada juga warga yang membeli baju bekas atau thrifting. Aktivitas thrifting ini sangat digemari dari kalangan anak-anak, remaja, hingga orang tua.
Salah seorang warga, Kurnia, mengatakan setiap tahun ia bersama keluarga pasti datang ke tempat ini untuk berburu pakaian bekas, selain harganya yang terjangkau kualitas barang juga masih bagus dan bermerek. "Terjangkau kalau pakaian bekas, kalau baju baru itu mahal sekali pak, apalagi sekarang serba mahal, kalau cakar harganya tetap, semua kalangan bisa jangkau apalagi orang yang kurang mampu," kata Kurnia, Rabu (19/4/2023).
Menurutnya, dibandingkan dengan pakaian baru, pakaian bekas lebih terjangkau di kalangan masyarakat apalagi jika ingin membeli dengan jumlah bayak. "Kalau beli di toko itu harganya bisa dua kali lipat, di toko dapat satu di sini dapat lima," ungkapnya.
Ia berharap pemerintah tidak melarang penjualan pakaian bekas karena sangat membantu warga apalagi warga kurang mampu. "Semoga tidak dilarang lagi pakaian bekas, apalagi kayak ibu ibu seperti saya yang banyak anaknya setengah mati mau penuhi baju lebarannya, kalau cakar enteng ji lima ratus ribu sudah bisami terpenuhi, kalau di toko pakaian itu paling satu atau dua baju yang bisa di beli," ujarnya.
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI
Gibran: Tak Ada Omongan Kaesang kepada Keluarga Besar Soal Gabung ke PSI
Asian Games 2022: Kandaskan Afganistan, Timnas Voli Indonesia Berpeluang Besar Lolos
2
3
5
Catat! Pemungutan Suara Pemilu 2024 di Luar Negeri Bakal Digelar Lebih Awal
B-FILES


Perlukah Presiden/Kepala Negara Dihormati?
Guntur Soekarno
Urgensi Mitigasi Risiko Penyelenggara Pemilu 2024
Zaenal Abidin
Identitas Indonesia
Yanto Bashri