ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

Asal-usul Dodol Betawi, Makanan Khas Simbol Gotong Royong hingga Cari Jodoh

Penulis: Dewi Aspara | Editor: KL
Sabtu, 10 Juni 2023 | 11:15 WIB
Pekerja mengaduk adonan dodol di pabrik dodol Betawi Mugi Jaya di Cilenggang, Tangerang Selatan, Selasa (12/5/2020). Diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), yang belum bisa diperkirakan kapan berakhir, membuat minat beli dodol yang biasa dihidangkan untuk tamu di hari lebaran menurun.
Pekerja mengaduk adonan dodol di pabrik dodol Betawi Mugi Jaya di Cilenggang, Tangerang Selatan, Selasa (12/5/2020). Diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), yang belum bisa diperkirakan kapan berakhir, membuat minat beli dodol yang biasa dihidangkan untuk tamu di hari lebaran menurun. (Beritasatu Photo / Mohammad Defrizal)

Jakarta, Beritasatu.com - Dodol Betawi merupakan makanan tradisional khas Jakarta yang sering dijumpai dalam perayaan HUT DKI Jakarta. Namun, apa ada yang tahu bagaimana asal-usul dodol Betawi?

Dodol Betawi adalah makanan tradisional yang punya tekstur kenyal dan rasanya manis, yang dimasak selama 8-12 jam. Makanan ini dibuat dari bahan dasar gula aren yang dimasak bersama kelapa, santan kelapa, tepung ketan, dan rempah-rempah.

Selama proses pembuatan, dodol harus terus diaduk guna mencegah gula tidak menggumpal. Dodol Betawi biasanya dituangkan ke dalam wadah atau loyang, kemudian didiamkan hingga mengeras sebelum dipotong-potong menjadi bentuk yang diinginkan.

Makanan ini tidak hanya populer di Jakarta, tetapi juga di wilayah-wilayah lain di Indonesia. Setiap daerah memiliki variasi dodolnya sendiri dengan bahan dan cita rasa yang berbeda, seperti dodol Garut atau dodol Kandangan dari Kalimantan Selatan. Makanan khas ini juga punya nama lain di beberapa daerah. Di Jawa Tengah dan Jawa Timur misalnya, makanan yang kita kenal dengan nama dodol disebut jenang.

ADVERTISEMENT

Asal-usul Dodol Betawi
Meski asal-usul dodol Betawi tidak terdokumentasikan secara konkret, tetapi diketahui kehadiran makanan tersebut tidak lepas dari pengaruh para pedagang yang datang ke Indonesia. Mereka membawa resep dan teknik pembuatan dodol dari negara asal mereka yang kemudian diadaptasi dengan bahan-bahan lokal yang tersedia.

Kala itu dodol Betawi dikaitkan dengan status sosial masyarakat Betawi. Itu karena dodol termasuk makanan mewah yang hanya disajikan di acara-acara besar, seperti pernikahan dan lebaran. Oleh sebab itu, ketika tidak menyajikan dodol Betawi di rumah pada saat hari raya atau acara besar maka dianggap bahwa kondisi ekonomi orang tersebut sedang tidak stabil lantaran makanan ini dianggap sebagai simbol kekayaan dan kemakmuran seseorang.

Awalnya dodol Betawi hanya terbuat dari gula aren yang dimasak dalam panci besar dan dikemas dalam daun pisang. Namun, seiring berjalannya waktu, dodol Betawi mengalami perubahan dan variasi resep serta cara pembuatannya. Kini resep dodol Betawi juga ditambahkan beberapa bahan, seperti tepung ketan, santan kelapa, dan pandan. Selain itu, dodol Betawi juga memiliki paduan rasa modern, seperti rasa coklat, durian, kacang-kacangan, atau kopi.

Dodol Betawi saat ini masih mudah ditemukan di toko-toko makanan tradisional atau pasar-pasar di Jakarta, serta menjadi salah satu makanan yang dijajakan dalam berbagai acara budaya atau festival.

Simbol Gotong Royong
Makanan dapat menjadi simbol sesuatu hal. Begitu pula dengan dodol Betawi. Dodol Betawi merupakan makanan yang memiliki simbol gotong royong, kebersamaan, dan kekeluargaan karena proses pembuatannya yang lama dan dilakukan bersama-sama. Pembuatan dodol Betawi awalnya dilakukan secara urunan menjelang hari raya.

Biasanya keluarga besar Betawi akan melakukan urunan untuk membeli bahan-bahan yang diperlukan. Setelah terkumpul, para pria bertugas untuk mengaduk adonan, sementara para perempuan bertugas untuk menyiapkan bahan-bahan. Setelah dodol matang, makanan tersebut lalu dibagikan secara adil kepada keluarga yang sudah melakukan urunan diawal. Maka dari itu, masyarakat Betawi memaknai makanan ini sebagai ikatan persaudaraan dan gotong royong.

Selain menjadi simbol gotong royong, proses pembuatan dodol Betawi juga sering dimanfaatkan sebagai momen mencari pasangan atau jodoh oleh masyarakat Betawi karena proses pembuatannya yang lama dan harus dikerjakan bersama-sama. Di momen memasak dodol itulah mereka yang belum punya pasangan akan memanfaatkan momen tersebut untuk berkenalan dengan lawan jenis.

Demikian asal-usul dodol Betawi yang memiliki simbol gotong royong dan mencari jodoh.



Bagikan

BERITA TERKAIT

Jarang Diketahui, Pamali dalam Proses Pembuatan Dodol Betawi

Jarang Diketahui, Pamali dalam Proses Pembuatan Dodol Betawi

MEGAPOLITAN
Sensasi Gurihnya Nasi Goreng Krawu Bumbu Rempah Dilengkapi Potongan Ayam Suwir

Sensasi Gurihnya Nasi Goreng Krawu Bumbu Rempah Dilengkapi Potongan Ayam Suwir

NUSANTARA

BERITA TERKINI

Dukung Prabowo Subianto Jadi Alasan Kirana Larasati Cabut dari PDIP

NASIONAL 16 menit yang lalu
1069252

Kekayaan Rp 20 M, Mayoritas Aset Syahrul Yasin Limpo Berupa Tanah di Sulawesi

NASIONAL 23 menit yang lalu
1069251

Bocah Korban Pelecehan di Depok Dimakamkan, Terduga Pelaku Pria Lanjut Usia

MEGAPOLITAN 28 menit yang lalu
1069250

Terjadi Lagi, Siswi SD Terancam Buta karena Ditusuk Teman Sekolah di Buton

NUSANTARA 42 menit yang lalu
1069249

Tinjau Gladi Bersih Rakernas IV PDIP, Hasto Sebut Persiapan Sudah Matang

NASIONAL 45 menit yang lalu
1069248

Dedolarisasi, BI Perluas Penggunaan Yuan dengan Tiongkok

EKONOMI 52 menit yang lalu
1069247

Hanya Raih Posisi 4 di AGT 2023, Putri Ariani Tetap Banjir Dukungan di Medsos

LIFESTYLE 54 menit yang lalu
1069246

Polresta Padang Selidiki Video Viral Diduga Penculikan Wanita di Simpang Haru

NUSANTARA 1 jam yang lalu
1069245

Petugas KPK Bawa Boks Putih ke Rumah Dinas Mentan Syahrul Yasin Limpo

NASIONAL 1 jam yang lalu
1069244

PDIP Tak Ambil Pusing Pertemuan Anies-Imin dengan Habib Rizieq

NASIONAL 1 jam yang lalu
1069243
Loading..
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ARTIKEL TERPOPULER





Foto Update Icon
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT