Beritasatu.com – Saat Enea Bastianini menjuarai Grand Prix Qatar 6 Maret lalu, dia bukan hanya makin mengukuhkan posisi Gresini Racing sebagai tim independen paling sukses dalam sejarah MotoGP, tetapi juga mengukir rekor baru bagi timnya.
Kontribusi Bastianini menjadikan Gresini sebagai tim satelit pertama yang pernah memenangi grand prix dengan lebih dari satu merek sepeda motor.
Itu juga merupakan kemenangan ke-15 Gresini sejak tim didirikan, paling banyak di antara semua tim independen yang pernah berlaga di MotoGP.
Gresini harus menunggu 15 tahun sejak kemenangan sebelumnya sampai akhirnya Bastianini naik ke podium tertinggi.
Sebagai catatan, 14 kemenangan sebelumnya dihasilkan oleh motor Honda, antara musim 2003 dan 2006.
Sete Gibernau menyumbangkan delapan kemenangan, Marco Melandri lima, dan Toni Elias satu. Dua pembalapnya yaitu Gibernau dan Melandri pernah menjadi runner-up di akhir musim, Gibernau bahkan dua kali meraihnya.
Mereka berdua dikalahkan oleh satu orang – Valentino Rossi yang sedang di puncak kejayaannya.
Sejak terjadi perubahan regulasi MotoGP dengan meningkatkan kapasitas mesin menjadi 800 cc pada 2007, hampir semua tim satelit termasuk Gresini mulai paceklik kemenangan.
Pada 2015 Gresini beralih ke motor Aprilia dengan menjadi mitra setara dan membentuk tim pabrikan utama hingga musim 2021.
Mulai tahun ini, barulah Gresini menggunakan motor Ducati, dan ternyata langsung berbuah kemenangan pada percobaan yang pertama.
Ini sangat mengagetkan karena Gresini mendapat spesifikasi Ducati musim sebelumnya, sementara tim Ducati Lenovo, Pramac Ducati, dan Mooney VR46 boleh memakai mesin 2022.
Pesaing terdekat Gresini, yaitu tim Pons yang sekarang absen dari MotoGP, mencatat delapan kemenangan grand prix lewat Alex Barros, Max Biaggi, dan Tamada musim 2002-2005.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: Crash.net