Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menggenjot konversi motor bahan bakar minyak (BBM) menjadi motor listrik. Arifin menargetkan 1.000 unit motor akan dikonversi menjadi kendaraan listrik hingga akhir tahun 2022.
Arifin menjelaskan Kementerian ESDM sebelumnya sudah melakukan konversi kendaraan listrik sebanyak 10 unit di tahun 2020 dan 100 unit di tahun 2021. Konversi tersebut terus digencarkan sebab pemerintah menargetkan 13 juta kendaraan listrik di tahun 2030.
"Kita ada berapa kota, berapa kabupaten dalam negeri, berapa banyak bengkel yang bisa kita ciptakan untuk beri dampak ekonomi kepada mereka," ujar Arifin ketika menghadiri Electric Vehicle Fun Day di Bundaran HI, Jakarta pada Minggu (20/11/2022).
Untuk mendukung upaya tersebut, pemerintah telah menunjuk 10 bengkel motor yang memiliki sertifikasi konversi kendaraan listrik. Selain memberdayakan UMKM dan bengkel untuk konversi kendaraan listrik, Arifin berharap Indonesia mampu memproduksi kendaraan listrik sendiri dengan menggunakan sumber daya tanah air.
Arifin optimistis produksi baterai kendaraan listrik dapat segera direalisasikan mengingat Indonesia memiliki cadangan nikel melimpah.
"Bukan untuk motor saja tetapi untuk kapal dan transportasi lain, ini akan menghidupkan industri manufaktur dalam negeri," jelas Arifin.
Data terakhir Kementerian Perindustrian mencatat terdapat empat perusahaan bus listrik, tiga perusahaan mobil listrik, serta 35 perusahaan roda dua dan roda tiga listrik dengan total investasi Rp 1,872 triliun.
Pemerintah menargetkan pada 2021-2025, jumlah kendaraan listrik di Indonesia akan mencapai 300.000 unit mobil dan 1,3 juta unit motor. Sedangkan pada tahap 2026-2030, jumlah kendaraan listrik ditargetkan akan mencapai 2 juta unit mobil dan 13 juta unit motor.
Pemerintah saat ini tengah menggencarkan penggunaan kendaraan listrik di Indonesia. Kendaraan listrik yang ramah lingkungan mampu mengurangi emisi karbon hingga lebih dari 50%.
Hal tersebut mendukung komitmen Indonesia menuju net zero emission di tahun 2060. Pasalnya, apabila percepatan kendaraan listrik tidak segera dilakukan, Indonesia akan menghasilkan 1,5 giga ton CO2 pada tahun 2060.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: BeritaSatu.com