Kendaraan Listrik Akan Dapat Insentif, Mulai Potongan Harga hingga SPKLU
Selain pemberian insentif untuk SPKLU, menurut Dadan, Kementerian ESDM bakal menggulirkan program konversi motor ber-BBM ke motor berbasis baterai listrik. Program ini menyasar motor berusia 7-10 tahun dengan kapasitas silinder (cc) 100-125. Program konversi ini terbuka bagi seluruh masyarakat.
“Nantinya masyarakat mendapatkan insentif konversi sebesar Rp 7 juta per unit motor dari total biaya konversi yang mencapai Rp 15 juta,” tutur Dadan yang belum bersedia merinci teknis penyaluran insentif dengan alasan beleid tersebut masih dalam tahap finalisasi.
Dadan optimistis program konversi mampu menekan emisi dan konsumsi BBM di dalam negeri. “Rencananya tahun ini ada 50 ribu motor yang dikonversi,” ucap dia.
Dengan sejumlah upaya, pemerintah optimistis Indonesia bakal menjadi salah satu dari tiga produsen baterai EV terbesar di dunia pada 2027. Pemerintah menargetkan baterai pertama litium diproduksi di dalam negeri pada 2025. Kemampuan memproduksi baterai EV merupakan langkah awal Indonesia menjadi pemain utama EV di kancah global.
Dalam satu dekade ke depan, pemerintah memproyeksikan 2,2 juta mobil listrik dan 13 juta motor listrik terjual setiap tahun. Pada 2030, di Indonesia, ditargetkan telah terbangun 31.000 SPKLU dan 67.0000 stasiun pengisian baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU).
Sejumlah produsen baterai EV global telah berinvestasi di Tanah Air, salah satunya produsen baterai EV asal Tiongkok, Contemporary Amperex Technology Co Limited (CATL) yang meneken perjanjian kerja sama pembangunan ekosistem baterai EV dengan holding BUMN, MIND ID, pada pertengahan Januari 2023.
Pabrikan mobil listrik global, BYD Automobile Co Ltd dan Tesla, juga tengah memfinalisasi rencana investasinya di Indonesia. Total investasi yang masuk ke industri hulu dan hilir baterai EV di Tanah Air disebut-sebut mencapai US$ 21 miliar lebih hingga 5 tahun ke depan.
Sumber: Investor Daily
Saksikan live streaming program-program BTV di sini