Jakarta, Beritasatu.com – Seiring pulihnya industri otomotif Indonesia berkat adanya relaksasi pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) kendaraan bermotor, bisnis perusahaan pembiayaan atau multifinance juga mulai memperlihatkan tren pemulihan. Apalagi menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dari 173 perusahaan multifinance di Indonesia, sebanyak 100 perusahaan atau lebih dari 60% memberikan pembiayaan otomotif.
Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengakui, secara bertahap perusahaan multifinance memang sudah mulai merangkak naik. Hal ini bisa dilihat apabila membandingkan kinerja dari bulan ke bulan (month-to-month), Namun secara year-on-year, kinerja Maret 2021 dibandingkan Maret 2020 masih mengalami tekanan penurunan piutang pembiayaan hingga -18% sampai -19%.
“Untuk pergerakan month-to-month, dari penjualan kendaraan roda empat, kita melihat adanya pergerakan luar biasa. Demand naik tinggi sejalan dengan adanya insentif PPnBM. Ini juga ada pengaruhnya ke kendaraan roda dua yang meningkat, walaupun tidak ada insentif PPnBM,” kata Suwandi dalam acara Zooming with Primus bertajuk “Bisnis Multifinance Rebound” yang disiarkan langsung Beritasatu TV, Kamis (10/6/2021).
Agar industri otomotif bisa terus menggeliat, Suwandi juga berharap agar insentif PPnBM dengan besaran 100% bisa diperpanjang, sehingga pada akhirnya ikut mendorong kinerja industri multifinance. Di sisi lain, Suwandi juga berharap para agen pemegang merek (APM) dapat meningkatkan kapasitas produksinya untuk memenuhi permintaan yang meningkat. “Kalau insentif PPnBM 100% ini diperpanjang, tentu keinginan masyarakat semakin meningkat untuk mengganti kendaraan atau membeli mobil baru,” kata Suwandi.
Direktur Utama PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk Hafid Hadeli juga mengakui, pembiayaan di Adira mulai meningkat dari bulan ke bulan sejak adanya relaksasi PPnBM. Misalnya pada Januari 2021, pembiayaan di Adira baru sekitar 50% dari kondisi sebelum pandemi. Kemudian di April 2021 sudah mencapai sekitar 80%. “Kami melihat kelas menengah sudah mulai belanja, apalagi didukung adanya insentif PPnBM, sehingga ini kesempatan yang baik untuk beli mobil,” kata Hafid.
Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan dan Non Bank 2B OJK Bambang W. Budiawan menambahkan, kinerja industri pembiayaan sebetulnya tidak hanya bergantung pada relaksasi saja. Namun Bambang melihat momentum pertumbuhan bulanan ini harus disikapi dengan beberapa perbaikan internal. Sehingga apabila nanti kondisinya sudah lebih baik, perusahaan pembiayaan bisa menangkap peluang yang ada. “Sembari kita melakukan bisnis secara perlahan, tetapi juga internal dari bisnis proses, kemudian profiling customer, hal-hal yang mendukung bisnis seperti teknologi digital juga harus dibenahi. Supaya ketika pemulihan sudah di depan mata, jangan sampai kita kehilangan momentum,” kata Bambang.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com