Piutang Landai, JACCS MPM Finance Cetak Laba Rp 100 Miliar
Jakarta, Beritasatu.com- PT JACCS Mitra Pinasthika Mustika Finance Indonesia (JACCS MPM Finance), perusahaan pembiayaan mobil dan alat berat membukukan laba bersih mencapai Rp 100,98 miliar, tumbuh 58,44% year on year (yoy) pada tahun 2022. Laba tersebut diperoleh meskipun piutang hanya tumbuh tipus 3,43%.
Mengacu laporan keuangan perseroan, total pendapatan JACCS MPM Finance tercatat tumbuh 2,07% (yoy) pada 2022, dari Rp 1,52 triliun menjadi Rp 1,55 triliun. "Hasil ini ditopang pendapatan pembiayaan yang juga naik tipis, dari Rp 983,49 miliar menjadi Rp 996,24 miliar," demikian dikutip Investor Daily, Minggu (26/3/2023).
Di sisi lain, total beban perusahaan turun 0,80% (yoy) pada tahun lalu menjadi Rp 1,43 triliun. Di satu sisi, beban keuangan turun cukup dalam yakni 21,72% (yoy), dari Rp 591,44 miliar menjadi Rp 462,97 miliar. Sedangkan penyisihan penurunan kerugian nilai naik 30,41% (yoy) menjadi Rp 476,26 miliar, dibandingkan periode sebelumnya Rp 365,20 miliar.
Dengan perolehan tersebut, return on asset (ROA) dibukukan naik menjadi 1,64% pada 2022, dibandingkan tahun sebelumnya 1,05%. Sementara return on equity (ROE) berada di level 6,00% atau naik dari sebelumnya 4,16%.
JACCS MPM Finance membukukan total aset tahun 2022 mencapai Rp 8,29 triliun, tumbuh 7,42% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 7,72 triliun. Pertumbuhan ini disokong kas yang meningkat tajam dari Rp 46,96 miliar menjadi Rp 438,21 miliar.
Sementara piutang pembiayaan perusahaan hanya bergerak naik 3,43% (yoy), dari Rp 6,18 triliun menjadi Rp 6,39 triliun. Piutang tersebut diantaranya berupa pembiayaan terhadap motor, mobil, dan pembiayaan multiguna dengan jangka waktu 1-5 tahun.
Kinerja piutang pembiayaan ini tidak terlepas dari kehati-hatian perusahaan dalam proses penyaluran. JACCS MPM Finance turut serta dalam proses restrukturisasi pembiayaan dengan skema pembayaran bunga saja dan perpanjangan tenor.
Untuk mengantisipasi pemburukan ke depan, perusahaan pun memberlakukan kebijakan dengan menambah pencadangan dari Rp 147,78 miliar menjadi Rp 283,58 miliar. Hal ini seiring dengan pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF) neto yang cenderung meningkat dari tahun 2021 sebesar 1,05% menjadi 1,24% pada 2022.
Sebaliknya, kontrak sewa pembiayaan berupa alat berat, mesin, kapal, dan properti relatif memiliki kualitas yang lebih baik. NPF neto di lini ini terjaga di level 0,14% di akhir 2022, lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya 0,15%. Namun, outstanding sewa pembiayaan JACCS MPM Finance tercatat menurun 19,04% menjadi Rp 884,25 miliar, dari sebelumnya Rp 1,09 triliun.
Perlambatan ekspansi pembiayaan JACCS MPM Finance juga terefleksi dari rasio pembiayaan terhadap aset (financing to asset ratio/FAR) dari 94,14% ke level 87,68%. Demikian penyesuaian gearing ratio yang turun dari 3,64 kali menjadi 3,59 kali.
Upaya berbalik menjadi ekspansi sangat terbuka, dimana perusahaan mencatat peningkatan pinjaman yang diterima sebesar 10,99%, dari Rp 4,81 triliun di 2021 menjadi Rp 5,33 triliun di akhir 2022. Hal ini turut mengerek posisi liabilitas 6,61% menjadi Rp 6,55 triliun.
Di awal tahun ini, JACCS MPM Finance Indonesia menggelar CEO Greeting & Guidance 2023. Dalam kesempatan itu, CEO JACCS MPM Finance Indonesia Kojun Sato mengucapkan terima kasih atas kerja keras seluruh karyawan sepanjang tahun 2022. Sehingga perusahaan mendapatkan pijakan pertumbuhan untuk tahun selanjutnya.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini