Anak Muda Lebih Senang Cari Informasi di TikTok, Bagimana Nasib Google?

Jakarta, Beritasatu.com - Google selama lebih dari dua dekade telah mendominasi perilaku pencarian konsumen. Namun pada 2022 lalu, Wakil Presiden Senior Vice President Google, Prabhakar Raghavan sempat menyampaikan kekhawatirannya terkait mulai bergesernya perilaku pencarian masyarakat. Banyak anak muda yang kini lebih memilih aplikasi TikTok dalam melakukan pencarian.
“Dalam studi kami, hampir 40% anak muda, ketika mereka mencari tempat untuk makan siang, tidak pergi ke Google Maps atau Google Search, mereka pergi ke TikTok atau Instagram," kata Prabhakar Raghavan dikutip dari Techcrunch, Senin (8/5/2023).
Banyak pihak yang menyebutkan, Google mulai kurang dapat diandalkan dibandingkan pesaing mereka seperti TikTok. Misalnya, saat Anda mencari restoran lokal terbaik di Google, Anda sering diperlihatkan blog panjang, menampilkan sejumlah besar kata kunci dan gambar yang didaur ulang dari situs web restoran. Tetapi, jika Anda mengambil istilah pencarian yang sama dan menerapkannya di TikTok, Anda diperlihatkan video populer dari orang-orang nyata yang membagikan pengalaman mereka.

Terkait hal ini, inisiator dari SEOCon, Ryan Kristomuljono menyampaikan, saat ini sudah ada banyak search engine, bukan hanya Google. Istilah SEO juga merupakan singkatan dari search engine optimization, bukan Google optimization.
"Search engine itu bukan hanya Google. Mereka berlomba-lomba untuk mengoptimasi algoritma dari mesin mereka masing-masing. Tujuannya semuanya sama. Kalau kita sebagai pengguna platform, kita ingin muncul pada saat orang melakukan pencarian tertentu," kata Ryan dalam konferensi pers penyelenggaraan SEOCon Jakarta 2023, baru-baru ini.
CEO Media Buffet PR Bima Marzuki di kesempatan yang sama juga menyampaikan, penggunaan TikTok sebagai mesin pencarian memang sudah tervalidasi. Beberapa klien mereka di level korporasi juga sedang mengeksplorasi tren ini.
"Beberapa klien kami sedang mengeksplorasi, bisa gak paling tidak mulai menambah satu platform lagi, kalau tidak mensubstitusi. Tetapi Kalau untuk mensubstitusi (mengganti Google jadi TikTok), mungkin akan butuh journey dan akan butuh beberapa faktor," kata Bima.
Bima mengakui, TikTok saat ini memang sudah digunakan sebagai mesin pencarian. Ada banyak informasi yang bisa didapatkan berikut video lewat fitur pencarian di TikTok. Namun, ekosistem TikTok belum sekuat Google.
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI
Google Maps Digugat Keluarga Korban Meninggal Gara-gara Beri Arahan ke Jembatan Roboh
Jokowi Bakal Kena Sanksi Jika Kaesang Bergabung PSI, Ini Penjelasan PDIP
PDIP Soal Kaesang Dikabarkan Gabung PSI: Ojo Grasa-grusu Masuk Parpol
1
Gibran: Tak Ada Omongan Kaesang kepada Keluarga Besar Soal Gabung ke PSI
3
PDIP Soal Kaesang Dikabarkan Gabung PSI: Ojo Grasa-grusu Masuk Parpol
B-FILES


Perlukah Presiden/Kepala Negara Dihormati?
Guntur Soekarno
Urgensi Mitigasi Risiko Penyelenggara Pemilu 2024
Zaenal Abidin
Identitas Indonesia
Yanto Bashri