Waskita Targetkan Laba Melonjak Dua Kali Lipat

Jakarta – PT Waskita Karya Tbk (WSKT) menargetkan laba bersih sekitar Rp 2 triliun tahun ini, melonjak 92,3% dibandingkan realisasi tahun lalu Rp 1,04 triliun. Pendapatan juga dipatok meningkat 91,4% menjadi Rp 27 triliun dari Rp 14,1 triliun.
Direktur Keuangan Waskita Karya Tunggul Rajagukguk mengatakan, target yang dipatok hampir dua kali lipat itu dapat diraih dengan berbagai proyek konstruksi yang tengah dibidik perseroan. Mayoritas proyek tersebut adalah jalan tol dan transmisi listrik.
“Kami berniat mengikuti tender konstruksi jalan tol Kayuagung-Palembang-Betung. Panjang ruas tol ini sekitar 106 kilometer (km),” jelas Tunggul di Jakarta, baru-baru ini.
Selain itu, menurut dia, perseroan juga berharap turut serta dalam proyek jaringan listrik jilid II di Sumatera. Jaringan listrik ini merupakan proyek nasional yang diharapkan bisa mengaliri listrik mulai dari Sumatera Selatan, Tengah, dan Utara.
Pada Oktober 2015, Waskita telah menandatangani kontrak pembangunan jaringan listrik di Sumatera dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Paket pekerjaan yang termasuk dalam kontrak tersebut adalah paket 1 jaringan listrik dengan trase New Aur Duri, Jambi ke Pranap, Riau sepanjang 250 km dengan nilai konstruksi Rp 3,8 triliun.
Kemudian, paket 2 jaringan listrik dengan trase Pranap, Riau ke Perawang, Riau sepanjang 160 km dengan nilai konstruksi Rp 2,8 triliun. Dengan demikian, nilai 2 paket tersebut total Rp 6,6 triliun. Periode pelaksanaan konstruksi ditargetkan menghabiskan waktu tiga tahun mulai dari pembebasan tanah, konstruksi, sampai operasi.
Menurut Tunggul, selain di domestik, perseroan juga menjajaki konstruksi di luar negeri. Tahun ini, perseroan tengah bernegosiasi dengan perusahaan Malaysia untuk membangun kampus di Negeri Jiran tersebut.
“Ini masih terlalu awal, saya belum bisa bicara rinciannya. Untuk mengikuti proyek luar negeri ini sebetulnya perlu juga dijadikan sebagai rencana jangka panjang,” tutur dia.
Salah satu proyek luar negeri yang tengah digarap Waskita adalah perluasan Masjidil Haram, Arab Saudi. Pekerjaan itu telah digarap sejak 2014. Selain itu, Waskita juga menangani konstruksi upgrading Bandara Suai di Timor Leste.
“Sejauh ini, nilai kontrak proyek luar negeri yang paling besar itu Bandara Suai sekitar lebih dari Rp 650 miliar,” kata Tunggul.
Dana Ekspansi
Tunggul mengatakan, perseroan menjajaki penerbitan obligasi Rp 2 triliun pada semester I-2016. Ini merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) yang senilai total Rp 5 triliun.
Emisi obligasi itu akan menjadi salah satu sumber belanja modal (capital expenditure/capex) tahun ini yang sekitar Rp 10 triliun. Perseroan akan menggunakan laporan keuangan Desember 2015 sebagai valuasi penerbitan PUB.
“PUB akan memiliki periode dua tahun. Tahap pertama Rp 2 triliun, tenor yang kami incar sekitar tiga hingga lima tahun,” jelas dia.
Tunggul menjelaskan, salah satu pertimbangan perseroan menerbitkan obligasi adalah penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia sebesar 25 basis poin. Kupon obligasi yang ditawarkan nanti berpotensi lebih rendah dari bunga pinjaman bank.
Mayoritas hasil penerbitan obligasi, lanjutnya, akan diserap untuk mendanai sejumlah proyek prioritas yang memiliki masa konstruksi selama dua tahun. Sebagai contoh, proyek kereta ringan (light rail transit/LRT) Palembang yang mempunyai nilai investasi sekitar Rp 7 triliun.
November 2015, Waskita ditunjuk untuk menggarap LRT Palembang melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 116 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan LRT di Provinsi Sumatera Selatan. Perpres tersebut diteken Presiden Joko Widodo pada 20 Oktober 2015.
LRT Palembang ditargetkan mulai konstruksi pada kuartal III-2015. Proyek ini diharapkan rampung pada 2018, sehingga dapat mendukung pelaksanaan Asian Games di Palembang.
Proyek ini termasuk turnkey project. Pemerintah akan membayar dua kali selama masa pengerjaan LRT Palembang. Pengerjaan tahun 2016, akan dibayar di 2017, dan terus begitu selanjutnya,” kata dia.
Selain proyek anyar tersebut, Waskita juga melanjutkan pengerjaan berbagai jalan tol. Sebagai informasi, saat ini perseroan tengah menggarap 11 ruas jalan tol baik secara konsesi atau mandiri dengan investasi total Rp 51,5 triliun.
Beberapa proyek tersebut adalah ruas jalan tol Cimanggis – Cibitung sepanjang 26 kilometer dengan kepemilikan 90%, Bekasi – Cawang – Kampung Melayu dengan kepemilikan 60% dan Legundi – Bunder dengan kepemilikan 60%.
Sumber: Investor Daily
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI
Bupati Sumenep Perangi Budaya Negatif Pemuda dengan Panggung Kreasi Anak Negeri
J-Rock, Okkay, dan Pertelon Koplo Hipnotis Pengunjung Semesta Berpesta Surabaya
3
Video: Jual Rumah Orang Tua Demi Judi Online
B-FILES


Perlukah Presiden/Kepala Negara Dihormati?
Guntur Soekarno
Urgensi Mitigasi Risiko Penyelenggara Pemilu 2024
Zaenal Abidin
Identitas Indonesia
Yanto Bashri