Jakarta, Beritasatu.com – Calon gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Rusdy Mastura dan Ma'mun Amir menyiapkan sejumlah strategi agar Sulteng dapat menjadi kawasan pariwisata dunia, karena memiliki potensi dan kawasan di segitiga koral satu-satunya di dunia.
Menurut Rusdy, Suteng memiliki potensi wisata alam dan bahari. Itu sebabnya, pembangunan pariwisata menjadi strategis dalam memacu pertumbuhan ekonomi Sulteng. Namun, berdasarkan data infografis yang ditunjukkan pada layar debat ketiga pilgub Sulawesi Tengah, terlihat kunjungan wisatawan di Sulteng masih rendah.
“Saya akan undang konsultan ahli pariwisata, untuk memaksimalkan potensi wisata yang sangat besar ini. Kita punya Pulau Pasoso, Malenye, Pulau tikus, Sombori. Ketika saya bersama Rachmat Gobel, wakil ketua DPR, dia bilang, indahnya daerahmu. Ini harus kita garap. Hal pertama, kita butuh akses transportasi, sehingga bisa mendatangkan wisatawan,” kata dia dalam debat pilgub Sulteng, belum lama ini.
Dia menilai, Touna bisa dikembangkan menjadi pariwisata berkelas internasional, karena merupakan satu-satunya segitiga koral di dunia. Sementara itu, Pulau Balea melahirkan teori evolusi, sehingga banyak orang yang penasaran dengan pulau ini.
Rusdy mengkritik arah pengembangan pariwisata saat ini. Buktinya, festival pariwisata kadang gagal. Dia menilai, lebih baik pemprov membayar konsultan untuk mengembangkan pariwisata, jika kepala dinas tidak bisa berbuat apa-apa.
"Kita bisa bikin festival segitiga koral dunia di Touna, baru masuk Pulau Tikus, Sambori, Wakatobi, Raja Ampat. Jadi, semua ada keterkaitan dan saling terhubunga. Kita juga harus kembangkan dan mendukung agen-agen perjalanan wisata," imbuh Rusdy.
Dia menegaskan, jumlah hotel bintang di Sulteng sedikit, terdiri atas Palu enam, Banggai tiga, dan Poso satu. Jumlah ini harus ditingkatkan dan industri perhotelan didorong masuk Sulteng. Prinsipnya, mereka akan datang, jika Sulteng bisa mengelola pariwisata dengan baik. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2019, jumlah wisatawan mancanegara ke Sulteng hanya 24.660 dan wisatawan domestik 3.090.171.
"Kalau urusan ekonomi kreatif, masyarakat sudah tahu dan baca program kami, yaitu alokasi dana APBD Rp 50 miliar untuk pemberdayaan UMKM koperasi desa, baik itu dari segi permodalan, bimbingan, pengembangan, dan pemasaran. Jadi, nanti kalau pariwisata meningkat, masyarakat bisa ambil peluang dengan mengembangkan usaha terkait," jelas Rusdy.
Menurut dia, ahli kuliner bisa menyiapkan oleh-oleh khas Sulteng, sedangkan warga yang tinggal di pesisir pantai bisa membuat aksesoris dari cangkang kerang. Selain itu, dalam programnya, Rusdy-Ma'mun juga mendorong pembangunan pusat olah raga berkelas internasional, dan pengembangan meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE) berbasis komoditas daerah.
Sumber: BeritaSatu.com