Banyuwangi - Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat memberikan penjelasan atas isu yang diedarkan mencakup bentrokan pengurus partainya di Yogyakarta dan PPP kubu pendukung Prabowo-Sandi.
Djarot menjelaskan, pihaknya mendapat laporan bahwa bentrokan itu di-framing seakan-akan massa PDI Perjuangan menyerang masjid.
"Ini berita-berita yang mengadu domba. Social media yang menebarkan kebencian," kata Djarot, menjawab wartawan di sela-sela Safari Kebangsaan V, di Banyuwangi, Senin (27/1).
Berdasarkan laporan ke pihaknya, kronologi kejadian itu dimulai dari deklarasi oleh massa PDIP di Yogyakarta, yang dilanjutkan arak-arakan. Setiba di dekat masjid lokasi bentrok, rombongan dihadang dan diolok-olok.
"Dihadang dan diolok-olok. Maka terjadilah keributan seperti itu. Maka seakan-akan ada kader PDIP yang mengambil banner Partai Gerindra. Saya tidak tahu apa yang ambil itu sebenarnya kader atau tidak. Tetapi itu dekat masjid, maka terjadilah penghadangan dan pengroyokan di situ," beber Djarot.
Ia menjelaskan, peristiwa terjadi di dekat masjid, bukan di dalam masjid. "Saya duga ini adalah upaya-upaya sistematis, terstruktur, terprogram untuk membenturkan sesama warga bangsa," jawab Djarot.
Ia menambahkan, beda pilihan boleh. Tapi gunakanlah cara-cara beradab. "Tidak membenturkan dan melukai satu sama lain," tambahnya.
Masalah tambah muncul ketika di media sosial, pemberitaan seakan-akan kader PDIP menyerang masjid. Menurut Djarot, pihaknya sudah menginstruksikan kepada seluruh jajaran pengurus partai di Yogyakarta untuk melaporkan setiap akun yang menyebarluaskan dan yang membuat berita seperti itu.
"Laporkan," tegas Djarot.
Pihaknya meminta Kepolisian memprosesnya. Karena PDIP sangat mencintai masjid. Buktinya, kantor pusat partai itu memiliki masjid. Setiap jumatan, banyak kader PPP yang kantornya bersebelahan, melakukan salat di sana.
"Saya minta betul kepolisian memprosesnya. Karena PDIP seperti kalian ketahui sangat cinta masjid. Kantor DPP itu punya masjid, dan teman-teman PPP kalau Jumatan itu numpang di kita," kata Djarot.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri juga membangun masjid di Afrika Selatan. Bung Karno membangun masjid di St Petersburg, Rusia, disebut Masjid Biru. Setiap kantor PDIP tingkat propinsi juga memiliki masjid atau minimal musala.
"Kok kemudian sekarang di-framing bahwa anak-anak PDIP menyerang masjid? Ini tindakan yang keji dan kotor. Saya minta betul setiap akun yang membikin berita seperti ini supaya diproses segera mungkin oleh Bawaslu, oleh aparat Kepolisian," ujar Djarot.
Sumber: Suara Pembaruan