Jakarta, Beritasatu.com - Wakil Ketua DPR, Azis Syamsuddin meminta pemerintah mewaspadai potensi ancaman bencana Gunung Merapi, Gunung Sinabung, dan banjir di Tebing Tinggi, Deli Serdang. Hal ini merupakan dampak peristiwa alam La Nina, yang diharapkan jangan sampai mengganggu pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) Serentak 2020.
"Fenomena La Nina dapat memicu hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang di seluruh wilayah Indonesia pada Desember 2020 hingga Januari dan Februari 2021. Ini yang seharusnya menjadi perhatian di tengah bangsa ini akan menyelenggarakan pesta demokrasi," kata Azis Syamsuddin, Senin (30/11/2020).
Merujuk kepada catatan sejarah, sambung Azis Syamsuddin, erupsi Gunung Merapi 2010 mengakibatkan banjir lahar dingin pascaerupsi. Ini yang kemudian merusak banyak rumah milik warga yang berada di wilayah lereng dan hilir sungai.
Bagi pihaknya, komunikasi antar lembaga perlu ditingkatkan. Sehingga bisa memberikan rasa aman kepada rakyat di tengah kondisi bangsa yang masih dihantui dengan sebaran virus corona.
Seluruh komponen yang terlibat dalam mitigasi kebencanaan agar melihat lebih jauh melalui overlay data dan analisa. Tidak hanya merujuk pada catatan kerawanan dari sisi erupsinya saja. Sehingga cangkupan mitigasi menjadi lebih luas dan dampak risiko bencana dapat dikurangi dengan sebaik mungkin.
"Risiko bencana, tentu akan mengganggu gelaran pesta demokrasi mendatang. Ada kegundahan yang berlipat di hati masyarakat. Anda bayangkan setelah diterpa sebaran Covid-19, lalu ada ancaman bencana. Maka kembali DPR menekankan adanya skenario darurat menjelang hari H Pilkada," jelasnya
Selain dibuat peta rawan erupsi atau kebencanaan, dia mengusulkan KPU, Bawaslu dan unsur terkait bisa membuat opsi mengamankan hasil Pilkada. Dari surat suara hingga perangkat penyelenggara. "DPR meminta jangan abaikan tanda-tanda alam. Penyelenggaran Pilkada harus memberikan rasa aman bagi pemilih dan penyelenggara," pungkasnya.
Sumber: BeritaSatu.com