Jakarta, Beritasatu.com - Mantan anggota Organisasi Masyarakat (Ormas) Front Pembela Islam (FPI) disebut-sebut banyak yang ingin bergabung ke Ormas Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah ataupun Gerakan Pemuda (GP) Ansor. Langkah ini dinilai sangat tepat agar bisa terhindar dari kelompok radikal.
Wakil Ketua Komisi III DPR, Ahmad Sahroni, menjelaskan, organisasi seperti NU, Muhammadiyah maupun GP Ansor punya track record bagus. Bahkan banyak membantu pemerintah dalam bidang sosial, ekonomi, dan keamanan.
"Apabila ada eks FPI yang bergabung, tentu saja merupakan hal bagus. NU dan Muhammadiyah memiliki fondasi kebangsanaan yang kuat. Jadi akan susah paham radikal berkembang di dalam. Mereka saling menjaga anggotanya," kata Sahroni, di Jakarta, Rabu (27/1/2021).
Saat FPI dibubarkan, salah satu yang dikhawatirkan adalah mantan anggotanya terpancing bergabung ke kelompok radikal. Namun, Sahroni yakin hal itu tidak akan terjadi bila mantan anggota FPI bisa membedakan organisasi yang sesuai konstitusi dan tidak.
Kepada mantan anggota FPI yang belum mendapatkan rumah baru dalam berorganisasi, politisi Partai Nasdem itupun berharap agar dapat mencari organisasi yang lebih bermanfaat.
"NU dan Muhammadiyah selalu terbuka untuk menerima mereka-mereka yang ingin membangun bangsa. Yang penting niat berorganisasinya harus baik. Bukan untuk rusuh-rusuhan," ucapnya.
Menurut Sahroni, pemerintah perlu terus memantau kegiatan mantan anggota FPI agar tidak terjerumus dalam kegiatan terlarang. Semua dilakukan agar kedepannya tidak ada lagi mantan anggota FPI yang melakukan tindakan di luar konstitusi.
Sumber: BeritaSatu.com