Jakarta, Beritasatu.com - Putra Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menunjukkan bahwa kepengurusan Partai Demokrat (PD) di bawah kepemimpinannya bersikap melawan Kongres Luar Biasa (KLB) PD versi Ketua umum Moeldoko yang digelar di Sumatera Utara. Hari ini, Minggu (7/3/2021), AHY melaksanakan rapat konsolidasi yang diklaim diikuti oleh perwakilan dari 514 pengurus tingkat kabupaten/kota (DPC) dan 34 tingkat provinsi (DPD).
Walau sedang pandemi, rapat tetap digelar di Jakarta dengan berusaha melaksanakan protokol kesehatan Covid-19. Acara dimulai dengan rapat pimpinan, yang akan digelar dengan berbagai acara seperti apel siaga dan mimbar bebas hingga malam hari.
"Saya juga akan melakukan rapat dengan jajaran, dengan ketua DPD yang merepresentasi 34 provinsi di Indonesia, yang kemudian nanti malam saya akan lanjutkan dengan apel siaga," kata AHY.
AHY menyatakan dirinya melihat bahwa pertemuan yang juga digelar secara virtual itu adalah bentuk penegasan dirinya sebagai ketua umum PD yang sah, bukan Moeldoko. Bahwa dirinya adalah pimpinan tertinggi PD yang dinyatakan oleh negara dan pemerintahan, bersama jajarannya hingga tingkat terbawah.
Walau sebagai pensiunan perwira militer, AHY terakhir berpangkat mayor, namun dia tak segan 'menyerang' Moeldoko yang pernah menjabat panglima TNI dan berpangkat jenderal. Menurut AHY, Moeldoko menjadi ketua umum PD versi KLB bukan karena mencintai PD. Namun Moeldoko disebutnya hanya ingin memiliki PD sebagai miliknya.
"Katanya saudara Moeldoko itu mencintai Partai Demokrat. Katanya ada yang mengatakan mencintai itu tidak harus memiliki. Yang jelas KSP Moeldoko tidak mencintai, tapi ingin memiliki Partai Demokrat," ujar AHY.
Selain itu, dia juga mengkritik para mantan kader PD yang dahulu meninggalkan partai itu, dan kini bergabung dengan Moeldoko di KLB. Menurutnya, para oknum tersebut meninggalkan PD saat terpuruk. Kini, AHY mengklaim PD naik daun lagi di bawah kepemimpinannya dan para oknum itu kembali lagi. Mereka disebutnya seolah-olah mencintai PD, padahal nyatanya tidak.
"Mereka mengatakan telah berkorban berjuang untuk Demokrat, padahal kenyataannya, ketika kita berjuang mereka ke mana saja? Mudah sekali keluar masuk partai, mudah sekali meninggalkan kita. Ketika kita sedang naik mereka kembali seolah-olah mencintai Partai Demokrat. Seolah-olah, saya ulangi, seolah-olah mencintai," beber AHY.
Karena itulah, AHY menegaskan pihaknya akan melawan upaya KLB dengan Moeldoko, cs yang disebut sebagai sebuah upaya kudeta. "Kalau kami diam, artinya sama saja bahwa PD juga membunuh demokrasi di negeri kita. Kalau kita diam, sama saja kita membiarkan," tegas AHY.
Sumber: BeritaSatu.com