Liga Champions: Tiga Hal Penting dari Kemenangan Bayern atas PSG

Muenchen, Beritasatu.com - Bayern Muenchen menapak ke perempat final Liga Champions setelah menundukkan Paris Saint-Germain (PSG), 2-0, dalam leg kedua babak 16 besar, Jumat dini hari WIB. Kemenangan itu membuat Bayern menang agregat 3-0.
Gol-gol tuan rumah dilesakkan Eric Choupo-Moting dan Serge Gnabry. Dalam leg pertama di kandang PSG, Muenchen memetik kemenangan 1-0.
Bayern Muenchen berhasil menyingkirkan PSG yang diperkuat pemain terbaik Lionel Messi dan Kylian Mbappe. Klub Jerman itu membuat Messi dua pemain yang bermain di final Piala Dunia 2022 harus terdepak lebih awal dalam kejuaraan elite antarklub Eropa itu.
Ini untuk kedua kalinya secara beruntun PSG terhenti di babak 16 besar Liga Champions. Musim lalu, PSG juga bernasib sama karena didepak Real Madrid pada babak 16 besar.
Ini menjadi keberhasilan Bayern Muenchen ke-21 kalinya lolos ke perempat final Liga Champions. Bayern Muenchen juga menorehkan rekor 100% menang di Liga Champions musim ini: delapan pertandingan, delapan kemenangan.
Beberapa catatan lain juga terjadi dalam keberhasilan Bayern Muenchen mengatasi PSG di leg kedua babak 16 besar Liga Champions ini.
1. Jamal Musiala kembali ke performa terbaiknya
Sejak berhasil menerobos tim ini Bayern Muenchen, Musiala dia telah menunjukkan performa meningkat pekan demi pekan. Dia memang layak disebut sebagai pemain yang memiliki masa depan sangat cerah di klub ini. Untuk sebagian besar musim, dia bahkan terlihat seperti pemain terbaik Bayern.

Namun, sejak jeda Piala Dunia, Musiala belum beroperasi di level yang diharapkan semua orang karena standar yang telah ditetapkannya. Namun pemain Jerman berdarah Nigeria itu mulai kembali menemukan performa terbaik. Dengan 10 gol dan 11 assist di Bundesliga dan Liga Champions musim ini, dia sangat penting bagi Bayern untuk mewujudkan ambisi menyabet gelar juara Bundesliga, Liga Champions, dan DFB-Pokal atau Piala Jerman. Namun demikian, dengan hanya 4 dari 21 kontribusi golnya sejak Piala Dunia, Bayern membutuhkan Musiala untuk menemukan kembali performanya.
Setiap kali Bayern berusaha mengancam PSG dalam pertandingan malam ini, itu terjadi melalui kecemerlangan Musiala. Peluang pertama yang dimiliki Bayern di babak pertama, Musiala mampu berbalik cepat dan menguji kiper PSG Gianluigi Donnarumma. Ketika dia ditarik keluar pada menit ke-80, jelas dia telah mengungguli Messi dan Mbappe. Rasanya seolah-olah Musiala lama telah kembali dan Bayern sekarang akan membutuhkannya lebih dibanding sebelumnya.
2. Bayern sangat membutuhkan striker kelas dunia
Eric Maxim Choupo-Moting tampil luar biasa untuk Die Rekordmeister musim ini. Dengan kontribusi 16 gol sejauh musim ini di semua kompetisi, striker yang sedang dalam performa terbaik ini menjalani musim paling produktif dalam kariernya. Ketika golnya dianulir karena offside pada Thomas Müller, peluangnya yang hilang tampaknya kembali menghantui Bayern. Namun, seperti biasa, Choupo-Moting mengantarkan Bayern dengan golnya untuk menenangkan ketegangan di Allianz Arena.
Robert Lewandowski mencetak 48 gol tahun lalu. Ini adalah level yang diharapkan dari seorang striker klub papan atas Jerman ini dan Choupo-Moting jauh dari level yang dibutuhkan oleh penyerang Bayern Menchen. Dia telah membuktikan bahwa dia bisa menjadi pencetak gol yang andal, tetapi pertandingan Rabu malam melawan PSG membuktikan mengapa striker kelas dunia dibutuhkan.

Kalau saja peluang yang didapat saat melawan PSG "mampir" ke Robert Lewandowski, striker yang kini membela Barcelona itu pasti sudah membuat hattrick. Nama Harry Kane pun muncul dan akan sangat masuk akal jika Bayern merekrut striker Inggris itu jika ingin terus mendominasi tidak hanya Jerman tetapi juga Eropa.
3. Josip Stanisic memiliki masa depan di Bayern Muenchen
Dengan kekosongan jangka panjang yang dialami Bayern di posisi bek kanan, pertanyaan muncul apakah Josip Stanisic memiliki kemampuan untuk berperan maksimal di lini belakang. Dia baru tampil sebagai starter dalam lima pertandingan sebelum leg kedua melawan PSG. Dia dipanggil malam ini untuk bermain di sisi kanan dari tiga bek, karena Kingsley Coman ditempatkan di bek sayap kanan.
Terlepas dari kurangnya waktu bermain yang diterima sejauh ini di musim ini, Stanisic tidak terlihat grogi melawan tim PSG yang bertabur bintang. Dengan 7 kali berhasil merebut bola dan tingkat keberhasilan tekel 80%, ia mampu mencegah salah satu tim dengan lini serang paling dahsyat di Eropa itu untuk mencetak gol.

Pemain Kroasia kelahiran Jerman itu tampil kian harmonis dengan Kingsley Koman. Ini menjadi alasan kuat bagi Bayern untuk tidak membeli pemain anyar di posisi bek kanan. Pemain berusia 22 tahun ini menjadi jawaban atas keinginan Die Rotten memiliki bek kanan tangguh.
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI
Puji Penampilan Putri Ariani di Final AGT 2023, Simon Cowell: Berlian Langka!
Tradisi Unik Peringatan Maulid Nabi di Surabaya: Sebar dan Rebutan Uang
Kembali ke Inggris, Gelandang MU Antony Siap Diperiksa Kepolisian Manchester
Song of The Bandits, Aksi Heroik Kim Nam Gil Melawan Penjajahan Jepang di Korea
B-FILES


ASEAN di Tengah Pemburuan Semikonduktor Global
Lili Yan Ing
Perlukah Presiden/Kepala Negara Dihormati?
Guntur Soekarno
Urgensi Mitigasi Risiko Penyelenggara Pemilu 2024
Zaenal Abidin