Ogah Ikut Pemilu di Negara Bagian, Mahathir Mengaku Sudah Tua dan Pikun

Kuala Lumpur, Beritasatu.com - Mantan perdana menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan pada Selasa (6/6/2023), bahwa dia tidak akan ikut serta dalam pemilihan negara bagian yang akan datang karena mengaku "sudah tua" dan "pikun".
“Tidak, saya sudah tua … (dan) pikun,” kata pria berusia 97 tahun itu saat konferensi pers setelah pertemuan tertutup tentang perundingan Proklamasi Melayu.
Proklamasi Melayu mengacu pada dokumen 12 poin yang ditulis Mahathir yang konon bertujuan untuk melindungi kepentingan dan mempersatukan komunitas Melayu untuk “memulihkan kekuatan politik Melayu”.
"Saya tidak mengerti. Orang-orang di luar negeri mengundang saya untuk berbicara tentang masa depan dunia. Jepang dan Korea Selatan mengundang saya. Tapi, ketika saya kembali ke sini, orang bertanya kapan saya pensiun,” kata Mahathir.
Pemilihan negara bagian yang akan datang di Malaysia akan diadakan di enam negara bagian, yaitu Kedah, Kelantan, Negeri Sembilan, Penang, Selangor dan Terengganu - dan diharapkan terjadi pada bulan Agustus.
Secara terpisah, Mahathir mengatakan akan bertemu dengan Ketua Perikatan Nasional (PN) Muhyiddin Yassin untuk membahas kerja sama.
“(Muhyiddin) telah menyatakan posisinya; dia mendukung (Proklamasi Melayu) dan dia tidak melawan saya. Saya juga tidak menentangnya. Itu semua sudah diketahui publik,” ujarnya.
Ketika ditanya apakah kerja sama dengan PN akan permanen atau hanya untuk pemilihan negara bagian, Mahathir mengatakan hal itu akan dibahas dalam pertemuan dengan Muhyiddin.
“Kami akan berdiskusi. Ada kemungkinan kami akan bersaing dalam pemilihan negara bagian jika kami menemukan itu adalah keinginan publik, ”katanya.
Menurut The Star, Mahathir juga mengatakan bahwa semua pemimpin yang hadir dalam pertemuan pada Selasa sepakat untuk mengatasi masalah yang dihadapi orang Melayu.
Di antara yang hadir dalam pertemuan itu antara lain Presiden Parti Islam Se-Malaysia (PAS) Abdul Hadi Awang, Sekretaris Jenderal PAS Takiyuddin Hassan dan Presiden Parti Pejuang Tanah Air (Pejuang) Mukhriz Mahathir yang juga putra Dr Mahathir.
“Ini bukan untuk mengingkari hak orang non-Melayu,” ujarnya.
“Jangan menganggap gerakan kami anti-non-Melayu. Kami tidak menentang non-Melayu; apa pun yang kami lakukan di masa depan, kami mempertimbangkan hak orang lain.”
Dia menambahkan bahwa penting bagi orang Melayu di negara itu untuk bersatu terlepas dari pemilihan negara bagian, karena perpecahan hanya akan membuat mereka lemah.
Mahathir juga mengatakan bahwa partai-partai yang telah menandatangani Proklamasi Melayu telah sepakat untuk tidak bersaing satu sama lain di tempat pemungutan suara dan juga sedang mempertimbangkan untuk bertarung bersama, menurut Malaysiakini.
“Kami semua sepakat tentang perlunya bergerak maju bersama. Termasuk saat pemilu, karena kita tidak bisa berbuat banyak jika kita tidak memegang kekuasaan (politik),” ujarnya.
BERITA TERKINI
SMRC Sebut Massa 212 Dukung Prabowo, Gerindra: Kami Bersyukur
Kampung Lukis Ruslan, Destinasi Wisata Edukasi Seni yang Diresmikan Bupati Kediri
Saksikan Bioskop Spesial BTV 5 Cowok Jagoan: Rise of The Zombies Sabtu Ini
Indonesia vs Korut Digelar Minggu, Ini Hasil dan Jadwal Lengkap Sepak Bola Asian Games 2023
Populer di Era 2006, Ini Lirik Lagu Terekam (Tak Pernah Mati) dari The Upstairs
1
PSI Butuh Kaesang dan Jokowi untuk Dongkrak Elektabilitas
3
4
B-FILES


Perlukah Presiden/Kepala Negara Dihormati?
Guntur Soekarno
Urgensi Mitigasi Risiko Penyelenggara Pemilu 2024
Zaenal Abidin
Identitas Indonesia
Yanto Bashri