Diumumkan Besok, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I 2023 Diproyeksikan 4,9 Persen

Jakarta, Beritasatu.com - Badan Pusat Statistik (BPS) pada Jumat (5/5/2023) besok akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi Kuartal I 2023. Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) memperkirakan ekonomi pada Kuartal I 2023 akan tumbuh 4,92%. Sedangkan pertumbuhan ekonomi selama tahun 2023 berada di kisaran 4,9% sampai 5%.
Wakil Kepala Bidang Penelitian LPEM FEB UI Jahen F. Rezki menyampaikan, pertumbuhan ekonomi Kuartal I 2023 didorong oleh aktivitas domestik yang kuat, terutama karena ada momen Ramadan dan Idulfitri.
"Kita mendapatkan pengaruh positif dari adanya bulan Ramadan dan Idulfitri karena berdasarkan historical pattern momentum tersebut biasanya akan membantu perekonomian kita," kata Jahen dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (4/5/2023).
Jahen mengatakan kontributor utama dalam pertumbuhan ekonomi Kuartal I 2023 adalah sektor manufaktur.
"Ini menjadi salah satu hal yang harus dipertahankan. Karena ketika ekonomi ingin tumbuh, aalah satu sektor yang diharapkan mampu menjadi katalis utama adalah sektor manufaktur," kata Jahen.
Sementara itu, kontributor terbesar pertumbuhan ekonomi dari sisi pengeluaran adalah konsumsi rumah tangga yang tumbuh tinggi sebesar 4,48% pada kuartal IV-2022. Pertumbuhan kredit juga terus melaju hingga 11,52% pada Kuartal IV-2022.
Jahen menuturkan indikator tersebut menunjukan masyarakat sudah melakukan ekspansi kredit, sebab ada ekspektasi positif terhadap perekonomian. Hal ini berdampak pada kenaikan produksi di perusahaan, sehingga pelaku usaha meningkatkan kredit.
"Ketika perusahaan berani meningkatkan kredit, berarti mereka juga mencoba untuk meningkatkan capital accumulation atau investment accumulation," tuturnya.
Jehan menambahkan, kepercayaan investor terhadap perekonomian domestik juga tercermin dari berlanjutnya realisasi foreign direct investment (FDI) yang lebih tinggi di Kuartal I 2023. Namun, harga komoditas yang lebih rendah menurunkan surplus neraca perdagangan di Kuartal I 2023 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
"Dari sisi perdagangan, kami menemukan harga-harga yang mengalami perlambatan, harga-harga komoditas mulai mengalami normalisasi. Ini tentunya akan berdampak ke kegiatan perdagangan," pungkas Jahen.
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI

Randy Mangkir, Sidang Cerai Hana Hanifah Kembali Ditunda

Soal Pemanggilan Wamenkumham, KPK: Tunggu Minggu Ini

KPK Putuskan Tak Bantu Firli Bahuri Hadapi Kasus Pemerasan terhadap SYL

Viral! Istri Sah Labrak Pelakor Justru Jadi Tersangka

Semifinal Piala Dunia U-17: Mali Ungguli Prancis pada Babak 1

TikTok Larang Iklan Politik dan Batasi Akun Politisi

8 Tips Aman Gunakan Gadget Agar Tidak Merusak Kesehatan Mata

Masalah Asmara Diduga Penyebab Perempuan Muda Melompat dari Lantai 17 Apartemen di Tangsel

Korban Ledakan Tabung Gas CNG di Sukabumi Dimakamkan, Keluarga: Usut Tuntas

Alam Sutera dan BSD Sambut Baik PPN DTP, Optimistis Dongkrak Animo Pembeli Rumah

Selain SYL, Kasdi dan Hatta Turut Diperiksa Besok di Bareskrim Polri


Proses, Biaya, dan Risiko Sedot Lemak yang Perlu Diketahui

Harga Cabai Naik, Keuntungan Pelaku Kuliner di Kediri Menyusut Akibat Sambal

Semifinal Piala Dunia U-17: Menang Adu Penalti atas Argentina, Jerman ke Final
1
Gencatan Senjata Israel-Hamas Diperpanjang 2 Hari
B-FILES


Pemilu 2024 vs Kesejahteraan Mental Generasi Z
Geofakta Razali
Rakernas IDI dan Debat Pilpres 2024
Zaenal Abidin
Indonesia dan Pertemuan Puncak APEC
Iman Pambagyo