Jakarta, Beritasatu.com - PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) menyampaikan bahwa tahun 2021 merupakan tahun pemulihan ekonomi dan perdagangan. Pemulihan ekonomi ini akan membuka peluang bagi penguatan di pasar saham, sementara stabilitas serta imbal hasil pasar obligasi juga masih akan terus menarik. Namun ada satu hal krusial yang akan menjadi kunci, yaitu penanganan pandemi dan vaksinasi.
“Pemulihan diperkirakan akan semakin terakselerasi di semester II 2021 seiring peningkatan akses terhadap vaksin dan aktivitas vaksinasi. Namun, risiko utama atas proyeksi ini adalah apabila vaksinasi terkendala dan mitigasi pandemi Covid-19 tidak berjalan efektif secara global. Sementara, potensi membaiknya perdagangan global di tahun ini dapat menguntungkan kawasan Asia yang merupakan pabrik dunia,” kata Chief Economist & Investment Strategist MAMI Katarina Setiawan, dalam Market Outlook 2021, Kamis (14/1).
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa tahun 2021 adalah era suku bunga rendah dengan stimulus ekonomi yang masih akan terus berlanjut dan USD yang akan tetap suportif. Kebijakan akomodatif ini akan menguntungkan negara berkembang di tahun 2021.
Sementara itu, implementasi Undang-Undang Cipta Kerja atau Omnibus Law akan menjadi katalis penting yang harus dicermati bagi dimulainya siklus investasi di Indonesia. Omnibus Law berpotensi mengubah Indonesia menjadi salah satu hub rantai pasokan Asia, dan diharapkan dapat menangkap kesempatan relokasi perusahaan dalam upaya mendorong penciptaan lapangan kerja di dalam negeri. Sentimen terhadap pasar finansial Indonesia akan mengalami normalisasi, sehingga dana investor asing diperkirakan akan kembali masuk pada tahun ini.
“Inisiatif vaksinasi, dukungan pemerintah dan bank sentral dalam mendorong perekonomian telah memicu pergeseran sentimen terhadap pasar finansial negara berkembang, termasuk Indonesia. Potensi inflow masih terbuka bagi Indonesia, mengingat kepemilikan asing di pasar saham dan obligasi yang saat ini masih relatif rendah serta potensi imbal hasil yang masih menarik di pasar finansial Indonesia. Khusus pada pasar saham Indonesia, peluang inflow masih besar, mengingat net flow di bulan November 2020 baru mencapai US$ 245 juta sementara net outflow pada periode 2017 hingga Oktober 2020 sebesar US$ 6,34 miliar,” jelas Katarina.
Proyeksi IHSG
Di pasar saham, Senior Portfolio Manager Equity MAMI Samuel Kesuma mengatakan, pasar saham Indonesia menunjukkan kinerja -5,1% pada tahun 2020, sehingga Indonesia masuk ke dalam kelompok yang tertinggal. Dengan kenaikan tinggi yang mulai terjadi di dua pekan pertama tahun ini, memang valuasi pasar saham tidak semurah tahun lalu, namun secara relatif masih salah satu yang paling menarik bila dibandingkan dengan kawasan lain. Apalagi kepemilikan asing di pasar saham Indonesia pun masih berada di salah satu level terendah sejak 2013.
Adapun pemulihan global di tahun 2021, kondisi geopolitik yang lebih kondusif, dan USD yang relatif lemah akan menopang sentimen pasar saham negara berkembang, termasuk Indonesia. “Di tahun 2021, MAMI mengunggulkan tiga sektor, yaitu sektor material dan energi, sektor telekomunikasi, dan sektor finansial. Sementara IHSG diperkirakan akan bergerak di kisaran 6.740–7.040,” sebut Samuel.
Sedangkan di pasar obligasi, Director & Chief Investment Officer Fixed Income MAMI Ezra Nazula menuturkan, imbal hasil relatif tinggi yang ditawarkan pasar obligasi Indonesia masih akan menjadi daya tarik di tahun 2021, terutama bagi investor asing. Didukung oleh sentimen global maupun domestik yang lebih suportif akan berpeluang meningkatkan aliran real money. Selain itu, stabilitas nilai tukar rupiah akan menjadi salah satu faktor pendukung bagi pasar obligasi Indonesia. Karena secara historis, nilai tukar cenderung bergerak searah dengan pasar obligasi.
Lebih lanjut Ezra menjelaskan bahwa imbal hasil obligasi pemerintah dengan durasi 10 tahun berpotensi turun ke level 5,5% di tahun 2021, sehingga masih memberikan potensi upside bagi investasi di pasar obligasi. “Dan tentu saja dengan cermat kami akan mengambil opportunity dalam setiap momentum volatilitas pasar,” ungkap dia.
Sumber: BeritaSatu.com