Kendari, Beritasatu.com - Pembangunan Jembatan Teluk Kendari yang diresmikan Presiden Joko Widodo, Kamis (22/10/2020) melibatkan 450 sampai 500 tenaga konstruksi dengan masa kerja aktif selama 4 tahun.
"Sekitar 450-500 tenaga konstruksi terlibat dalam pengerjaan proyek jembatan ini dengan masa kerja efektif 4 tahun atau sekitar 1.796 hari kalender," kata Direktur Utama PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk Novel Arsyad, Kamis (22/10/2020).
Novel menjelaskan, tantangan yang dialami selama proses pengerjaan lebih berkaitan pada masalah pembersihan ranjau TNI Angkatan Laut di awal-awal pengerjaan tepatnya pada 12 Juli 2016 silam.
Untuk membangun jembatan sepanjang 1,34 Km, Novel menambahkan memerlukan waktu yang cukup lama. Ditambah, teknologi konstruksi yang digunakan di bangunan bagian atasnya adalah cable stayed yang diimpor dari Austria.
"Jadi penyelesaiannya butuh waktu. Tapi, so far tetap berjalan lancar," imbuhnya.
Pembangunan Jembatan Teluk Kendari merupakan tanggung jawab Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XXI Kendari Direktorat Jenderal Bina Marga dengan kontraktor pelaksana konsorsium antara PT PP dan PT Nindya Karya (Persero) dengan nilai kontrak mencapai Rp809 miliar yang bersumber dari APBN Multiyears Contract (MYC) 2015-2020.
Biaya pembangunannya bersumber dari APBN Kementerian PUPR sebesar Rp809 miliar melalui skema kontrak tahun jamak (MYC) 2015-2020. Hingga diresmikan, material Jembatan Teluk Kendari terdiri dari volume beton sebanyak 70.613,17 m3, lalu 7.500.119,13 kg besi beton.
Sebelum diresmikan presiden, jembatan yang memiliki lebar efektif 20 m ini telah melewati uji wind tunnel sehingga menjamin keandalan jembatan terhadap angin. Di samping itu, jembatan tersebut juga didesain tahan terhadap gempa besar periode ulang 1.000 tahun dan umur jembatan mencapai 100 tahun.
Sumber: BeritaSatu.com