Pangkas Emisi 30 Persen pada 2030, Ini Strategi Freeport
Jakarta, Beritasatu.com - PT Freeport Indonesia (PTFI) memasang target penurunan emisi karbon atau emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 30 persen pada 2030.
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas mengungkapkan, sejumlah upaya dilakukan perseroan dalam menekan emisi pada area pertambangan Grasberg di Mimika, Papua.
"Komitmen kami mengurangi emisi karbon 30 persen di 2030. Mungkin saja lebih. Kami tidak targetkan sampai 2060 karena kami izinnya berakhir 2041," kata Tony Wenas dalam acara B Universe Economic Outlook 2023, di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Selasa (14/2/2023).
Tony menuturkan, salah satu langkah yang dilakukan Freeport dalam menekan emisi adalah dengan mengganti kendaraan tambang. Freeport tak lagi menggunakan truk 'raksasa' dengan diameter ban mencapai 4 meter. Truk tersebut memiliki kapasitas 300 ton.
Tercatat sebanyak 75 truk per hari yang beroperasi mengangkut bijih tembaga. PTFI mengganti kendaraan operasional tersebut dengan kereta listrik yang memiliki 10 gerbong dengan kapasitas 110.000 ton. "Emisinya berkurang 80.000 ton CO2," tuturnya.
Upaya berikutnya, lanjut Tony, dengan menyiapkan pengganti atau substitusi pembangkit listrik fosil. Tercatat PTFI memiliki dua jenis pembangkit yakni pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) dengan kapasitas 350 megawatt (MW) dan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Untuk PLTD akan menggunakan bahan bakar nabati (biofuel). Sedangkan PLTU akan diganti dengan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG). Nantinya PLTG menggunakan liquified natural gas (LNG) sebagai bahan bakar yang memiliki emisi karbon 40 persen lebih sedikit daripada batu bara.
"Sebanyak 23 persen hari ini kita sudah achieve, dari komitmen 30 persen di 2030," ujarnya.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini