Jakarta - Bisnis digital diyakni akan menjadi mesin pertumbuhan Telkomsel di masa depan. Manager Media Relation Telkomsel, Singue Kilatmaka menyampaikan, saat ini kontribusi bisnis digital sudah mencapai 46 persen dari total revenue Telkomsel, dan diyakini akan mencapai lebih dari 50 persen pada akhir tahun 2018.
"Pertumbuhan bisnis digital memang sangat pesat. Tahun lalu, kontribusinya terhadap revenue keseluruhan baru sekitar 30 persen, kemudian di semester satu 2018 sudah 46 persen. Jadi naiknya memang cukup besar, dan kami optimistis sampai akhir tahun bisa di atas 50 persen," ujar Singue Kilatmaka, di sela acara peluncuran gim ShellFire, di Jakarta, Senin (1/10).
Saat ini ada dua layanan yang dihadirkan Telkomsel, yakni layanan legacy yang berasal dari SMS dan panggilan suara, serta layanan digital yang meliputi Digital Lifestyle (konten musik, video, gim, dan lain-lain), Digital Advertising, Digital Payment, dan Internet of Things (IoT).
Singue menambahkan, selama ini kontribusi perusahaan telekomunikasi di layanan digital lebih banyak berada di bagian akhir saja, misalkan sebagai penyedia layanan Direct Carrier Billing (DCB) Payment. Melihat potensi yang besar di bisnis digital, Telkomsel ingin mengubah hal itu dengan berkontribusi lebih besar lagi, misalnya di industri gim dengan menjadi publisher atau developer gim.
"Tidak hanya di industri gim, misalnya kita juga buat aplikasi layanan video streaming. Tujuannya memang kita mau menjadi fully digital company. Tetap telko, tapi kita tidak hanya menyediakan jaringan, melainkan juga menciptakan produk-produknya," tutur Singue.
Untuk industri gim, upaya Telkomsel untuk menjadi publisher telah dimulai dengan merilis gim ShellFire. Tahun depan, akan ada tujuh gim baru yang akan dirilis bekerja sama dengan developer lokal. Dalam roadmap yang sudah dibuat, Telkomsel nanyinya juga akan menjadi developer gim.
Sumber: BeritaSatu.com