Jakarta, Beritasatu.com - Maybank, bank keempat terbesar di Asia Tenggara dari segi aset, hingga kuartal II-2020 mencatat laba bersih RM941,7 juta atau turun 51,5 persen dari RM1,94 miliar pada peeriode yang sama tahun lalu. Pemicunya adalah dampak pembatasan pergerakan serta penurunan suku bunga di sebagian besar pasar regional akibat pandemi Covid-19. Sementara PT Bank Maybank Indonesia Tbk mencatat kenaikan laba bersih setelah pajak dan kepentingan non pengendali (PATAMI) sebesar 7,0 persen menjadi Rp 809,7 miliar pada semester pertama.
"Laba sebelum pajak (PBT) secara group RM1,26 miliar, atau turun 52,6 persen dibandingkan kuartal II-2019 sebesar RM2,65 miliar," kata Chairman Maybank, Datuk Mohaiyani Shamsudin dalam keterangan tertulisnya Minggu (30/8/2020).
Sementara pendapatan bunga bersih (net fund based) pada kuartal II 2020 turun menjadi RM326,5 juta dibandingkan kuartal II-2019, yang disebabkan day-one modification loss karena penerapan moratorium pembiayaan dengan suku bunga tetap dan pemotongan 50 basis poin (bps) dalam overnight policy rate.
Hal ini diimbangi pengucuran kredit yang lebih tinggi, terutama untuk segmen UKM dan KPR, pertumbuhan kuat simpanan giro dan tabungan (CASA) yang meningkatkan rasio CASA menjadi 40,2 persen serta rencana funding relief untuk segmen UKM. "Pada 14 Agustus 2020, Maybank Group telah menyalurkan total RM1,4 miliar kredit Fasilitas Bantuan Khusus BNM (BNM special relief facility) kepada UKM.
Sementara pendapatan nonbunga pada kuartal II-2020 mencatat kenaikan 5,0 persen didukung hasil investasi, trading, serta peningkatan keuntungan yang belum direalisasi atas aset keuangan dan investasi. Jika digabungkan, pendapatan operasional bersih turun 4,1 persen menjadi RM5,65 miliar dari RM5,89 miliar tahun lalu.
Mengingat kondisi pasar yang melemah selama kuartal II-2020, dia mengatakan, perseroan fokus pada pengendalian biaya tetap yang mengakibatkan biaya overhead turun 4,1 persen menjadi RM2,71 miliar dari RM2,82 miliar pada kuartal II-2019. "Net impairment loss untuk kuartal II-2020 naik menjadi RM1,74 miliar dibandingkan RM452,3 juta karena Group mengambil langkah kehati-hatian dan meningkatkan provisi," kata dia.
Sementara Maybank Group President & CEO, Datuk Abdul Farid Alias mengatakan, pandemi Covid-19 membuat Maybank tidak membagikan dividen interim.
Selama semester pertama yang berakhir 30 Juni 2020, pendapatan operasional bersih Group tumbuh 5,3 persen menjadi RM12,37 miliar didukung kenaikan net fee-based sebesar 27,8 persen, yang mengkompensasi penurunan 3,4 persen pendapatan bunga bersih. "Laba operasional sebelum provisi meningkat 9,9 persen," kata dia.
Namun net impairment loss naik menjadi RM2,77 miliar dari RM1,09 miliar pada tahun sebelumnya karena upaya pencadangan proaktif yang diterapkan di paruh pertama, ditambah dengan beberapa penghapusan akun.
Upaya berkelanjutan mengelola biaya menghasilkan rasio biaya terhadap pendapatan Group meningkat menjadi 45,6 persen pada semester I-2020 dari 47,9 persen karena pertumbuhan pendapatan jauh melebihi pertumbuhan biaya overhead sekitar 5 persen (YoY).
Sementara Group di Malaysia mencatat pertumbuhan kredit 4,4 persen pada 30 Juni 2020, meskipun hal ini diimbangi kontraksi sebesar 8,4 persen di pasar luar negeri. Hal ini mengakibatkan penurunan marjinal 1 persen dalam pinjaman bruto Group dari tahun sebelumnya.
Simpanan meningkat 2,2 persen didorong peningkatan 7 persen di Singapura dan 1,2 persen di Malaysia. Hal ini mengakibatkan rasio CASA Group melonjak menjadi 40,2 persen dibandingkan dengan 34,9 persen.
Sedangkan marjin bunga bersih (NIM) untuk semester I-2020 turun 15 bps menjadi 2,09 persen dibandingkan 2,24 persen pada tahun sebelumnya yang disebabkan pemangkasan suku bunga serta dampak day-one modification loss.
Sementara, untuk kuartal II-2020, kompresi pada NIM lebih tinggi sebesar 24 bps menjadi 1,95 persen dari 2,19 persen pada kuartal II-2020. Maybank mempertahankan likuiditas dan permodalan yang kuat dengan rasio CET1 di 15,43 persen dan rasio modal total 19,04 persen. Group mencatat peningkatan kualitas aset dengan penurunan rasio gross impaired loans (GIL) menjadi 2,49 persen pada Juni 2020 dari 2,62 persen.
Bank Maybank Indonesia
Adapun PT Bank Maybank Indonesia Tbk mencatat kenaikan laba bersih setelah pajak dan kepentingan non pengendali (PATAMI) sebesar 7,0 persen menjadi Rp 809,7 miliar pada semester pertama.
Kinerja didukung kenaikan pendapatan fee based sebesar 1,4 persen menjadi Rp 1,2 triliun pada Juni 2020. Pada tahun sebelumnya, Bank memasukkan pendapatan fee non rutin sebesar Rp 101,0 miliar dari hasil penyelesaian arbitrase domestik. Bila pendapatan fee non rutin tersebut tidak diperhitungkan, maka Bank mencatat kenaikan fee 11,0 persen yang berasal dari fee global market, bancassurance dan wealth management, serta biaya transaksi e-channel.
Sumber: BeritaSatu.com