Surabaya, Beritasatu.com - Operator Terminal Teluk Lamong (TTL), PT Terminal Teluk Lamong menjamin operasional pelayanan bongkar muat petikemas di TTL tetap berjalan normal pascainsiden tenggelamnya Kapal MV Mentari Crystal di dermaga TTL, Minggu (15/11/2020) petang. Sementara, penyebab tenggelamnya kapal berbobot 3.200 GT yang memuat 130 petikemas dengan tujuan Kendari itu masih dalam proses penyelidikan.
Direktur Utama PT Terminal Teluk Lamong, Faruq Hidayat, mengatakan pascainsiden tenggelamnya kapal MV Mentari Crystal, pihaknya langsung melakukan beberapa langkah untuk menormalkan kembali operasional di TTL. Diantaranya, sesaat setelah kejadian langsung dilakukan evakuasi terhadap ABK (Anak Buah Kapal) dan muatan petikemas di tersebut.
Langkah selanjutnya adalah mengatur dan menyesuaikan skema pelayanan penyandaran kapal di TTL untuk memastikan pelayanan tetap normal. Beberapa kapal selama proses evakuasi juga dialihkan sementara ke dermaga TPS (Terminal Petikemas Surabaya) dan BJTI (Berlian Jasa Terminal Indonesia).
"Kita upayakan percepatan penanganan, termasuk evakuasi kapal yang akan segera dilakukan. Sejauh ini, dari sisi TTL tidak ada kerugian dan kami menjamin operasional bongkar muat di TTL tetap berjalan lancar,” kata Faruq saat jumpa pers di Kantor TTL Surabaya, Senin (16/11/2020).
Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Perak, Arif Toha, menyatakan meskipun kejadian tersebut berjalan cukup cepat namun berkat kerjasama dan kolaborasi yang baik yang dilakukan oleh pihak TTL dengan para pemangku kepentingan terkait, kejadian tersebut bisa segera teratasi dan operasional pelayanan di TTL berjalan normal kembali dan distribusi logistik juga berjalan lancar. “Harapannya penanganan evakuasi bisa segera terlaksana dengan baik,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Kantor Kesyahbandaran Kelas Utama Tanjung Perak, Sudiono, memaparkan, pihaknya saat ini fokus pada upaya untuk memastikan keamanan pelayaran tetap terjaga dan kelancaran arus logistik. Sejauh ini, penyebab kejadian masih sedang dilakukan penyelidikan, KNKT juga akan menerjunkan tim untuk mengumpulkan data dan informasi penyebab kejadian tersebut.
"Fokus kita saat ini adalah bagaimana agar pelayaran di Pelabuhan Tanjung Perak tetap lancar dan tidak terganggu, selain itu kami juga memastikan tidak terjadi pencemaran lingkungan akibat insiden tersebut salah satu langkah yang dilakukan adalah memasang oil boom di lokasi kejadian. Sebanyak 18 ABK kapal telah bisa diselamatkan dari kejadian sehingga tidak ada korban,” katanya.
Dia menambahkan, proses evakuasi kapal akan segera dilakukan setelah ada koordinasi dengan pemilik kapal. “Diperkirakan proses evakuasi kapal akan membutuhkan waktu dua minggu,” imbuh Sudiono.
Ketua DPC INSA Surabaya Stenvens Handry Lesawengen, pihaknya mengapresiasi respon cepat dan kompak dari KSOP dan TTL untuk mengatasi insiden tersebut serta koordinasi yang telah dilakukan dengan terminal petikemas lainnya di Tanjung Perak.
"Kami mengapresiasi langkah cepat yang dilakukan TTL pascakejadian mulai dari mengevakuasi ABK dan petikemas hingga melokalisir lokasi, langkah cepat tersebut membuat kapal lainnya bisa tetap beroperasi,” terang Stenvens.
Sementara itu atas kejadian tersebut perwakilan pemilik kapal MV Mentari Crystal, Anthony Sunardi S mengatakan, pihaknya akan bertanggung jawab penuh untuk melakukan proses evakuasi kapal miliknya secepatnya hal tersebut bertujuan agar tidak terlalu mengganggu aktivitas operasional pelayanan di TTL.
“Kami akan berupaya secepat mungkin mengevakuasi kapal kami sehingga harapanya tidak mengganggu proses operasional pelayanan yang di lakukan oleh TTL,” tutur Anthony.
Sumber: BeritaSatu.com