Chicago, Beritasatu.com - Harga emas jatuh 3% ke level terendah 8 bulan pada Jumat atau Sabtu dinihari WIB (27/2/2021) dalam perjalanan ke bulan terburuk sejak November 2016 karena penguatan dolar dan kenaikan imbal hasil Treasury (obligasi negara) AS.
Harga emas di pasar spot turun 2,5% menjadi US$ 1,726,31 per ons setelah sempat menyentuh US$ 1,716,85, terendah sejak Juni 2020. Sejauh ini emas batangan turun 6,4%. Emas berjangka AS melemah 2,6% ke US$ 1.728,80.
"Emas sedang berjuang karena kenaikan di pasar obligasi," kata Ahli Strategi Pasar di RJO Futures, Bob Haberkorn.
Imbal hasil Treasury AS 10 tahun bertahan mendekati level tertinggi dalam setahun. Sementara indeks dolar melonjak.
Meningkatnya ekspektasi inflasi telah mengangkat imbal hasil Treasury AS lebih dari 70 basis poin sepanjang tahun ini, mengikis status emas sebagai lindung nilai inflasi. "Emas dalam masalah, dan prospek jangka pendek tidak terlihat bagus," kata analis OANDA Craig Erlam dalam sebuah catatan.
Sementara data menunjukkan belanja konsumen AS meningkat ke level tertinggi dalam 7 bulan di Januari.
Perak turun 3,1% menjadi US$ 26,56 per ons dan memasuki penurunan bulanan pertama dalam tiga bulan.
Palladium turun 2,4% menjadi US$ 2,343,11, sementara platinum melemah 2% menjadi US$ 1,191.60. Namun, kedua logam katalis mobil ini berada di jalur kenaikan bulanan.
Sumber: CNBC