Swedia Minta Militernya Bantu Polisi Hadapi Kekerasan Geng Kriminal

Stockholm, Beritasatu.com - Perdana Menteri Swedia pada Jumat mengatakan bahwa militer membantu polisi untuk mengatasi peningkatan gelombang kekerasan yang dilakukan geng kriminal. Negara di Skandinavia itu mengalami aksi penembakan dan pengeboman yang hampir setiap hari terjadi.
Perdana Menteri Ulf Kristersson mengatakan pemerintahan sayap kanan-tengahnya akan mengumumkan proposal mengenai bagaimana angkatan bersenjata akan bekerja sama dengan polisi. Kepala kepolisian nasional negara tersebut, Anders Thornberg, mengklarifikasi bahwa anggota angkatan bersenjata tidak akan diberi tugas kepolisian.
Namun, melibatkan militer dalam pemberantasan kejahatan dalam kapasitas apa pun akan menjadi langkah yang sangat tidak biasa bagi Swedia. Hal ini menggarisbawahi betapa parahnya kekerasan geng kriminal yang telah merenggut belasan nyawa di seluruh negeri pada bulan ini, termasuk remaja dan orang-orang yang tidak bersalah.
"Polisi tidak bisa melakukan semua pekerjaan sendiri," kata Kristersson setelah pertemuan dengan para petinggi angkatan bersenjata dan polisi nasional.
Perdana Menteri Swedia itu mencatat bahwa militer negaranya sedang sibuk memastikan kesiapan menghadapi dampak perang di Ukraina. Namun dia mengatakan angkatan bersenjata mungkin bisa membantu kepolisian nasional dengan pengetahuan tentang bahan peledak, logistik helikopter dan analisisnya, dan hal ini dapat dilakukan sesuai dengan undang-undang yang ada di negara tersebut.
Swedia telah bergulat mengatasi kekerasan geng kriminal selama bertahun-tahun, dengan peningkatan aksi penembakan dan pengeboman pada bulan September. Tiga orang tewas dalam beberapa hari terakhir dalam serangan terpisah yang diduga terkait dengan geng kriminal, yang sering merekrut remaja di lingkungan imigran yang kurang beruntung secara sosial untuk melakukan serangan.
Kristersson mengatakan, undang-undang Swedia perlu diperketat untuk melawan perekrutan generasi muda ke dalam geng kriminal. Ia yakin mayoritas di parlemen Swedia yang perlu melakukan perubahan yang diperlukan.
Lebih dari 60 orang tewas dalam penembakan tahun lalu di Swedia, angka tertinggi yang pernah tercatat. Pihak berwenang mengaitkan peningkatan kekerasan terbaru ini terkait dengan perseteruan antara faksi-faksi geng kriminal internasional yang bersaing.
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI

Piala Dunia U-17: Mali Tetap Punya Motivasi Tinggi Rebut Posisi 3

Langka! Banjir Menerjang Dataran Tinggi di Malang

Jokowi Ingatkan Perbankan Kucurkan Kredit ke UMKM, Jangan Hanya Beli SBN

Helikopter Militer AS Jatuh di Laut Jepang, 1 Orang Dipastikan Tewas

Piala AFC: Hajar Stallion 5-2, Bali United Bertengger di Posisi 3 Grup G

Kiper Liverpool Alisson Becker Cedera Panjang

Eks Aktivis 98 Sepakat Tolak Fitnah untuk Prabowo-Gibran

Selesai Diperiksa Penyidik, SYL Ngaku Sudah Sampaikan Semua Fakta

Diperiksa soal Dugaan Pemerasan Firli Bahuri, SYL Dicecar 12 Pertanyaan

Lirik Lagu Di Tepian Rindu oleh Davi Siumbing yang Viral di Media Sosial

204 Juta Data Pemilih di KPU Bocor, Menkominfo Sebut Bukan Motif Politik

Dampak Perubahan Iklim Makin Nyata, Jokowi Beberkan Faktanya

Ketidakpastian Global Masih Menghantui, Begini Karakteristiknya

Geledah Rumah di Jakarta, KPK Sita Bukti Dokumen Terkait Kasus Wamenkumham

Ada Gangguan Sinyal di Stasiun Citayam, Perjalanan KRL Tertahan
1
B-FILES


Pemilu 2024 vs Kesejahteraan Mental Generasi Z
Geofakta Razali
Rakernas IDI dan Debat Pilpres 2024
Zaenal Abidin
Indonesia dan Pertemuan Puncak APEC
Iman Pambagyo