Pemerintah Manfaatkan Lebaran Genjot Konsumsi Rumah Tangga
Jakarta, Beritasatu.com- Pemerintah akan mendongkrak konsumsi rumah tangga pada kuartal II 2023 guna mencapai target pertumbuhan ekonomi sepanjang 2023 yang dipatok 5,3%. Bila dilihat secara musiman, biasanya puncak pertumbuhan ekonomi terjadi pada saat hari raya keagamaan yakni Lebaran yang berlangsung pada kuartal II.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan dalam masa transisi pandemi Covid-19 mobilitas masyarakat mulai berjalan normal. Saat mobilitas meningkat, maka kegiatan ekonomi termasuk konsumsi bisa berjalan optimal. Pada tahun 2023, Hari Raya Lebaran berlangsung pada 23 April 2023.
“Tentu harus kita memanfaatkan untuk pertumbuhan tahun kuartal II 2023. Momentum hari raya Lebaran harus kita dorong karena ini bertepatan dengan kesempatan kita menggenjot pertumbuhan ekonomi,” ucap Airlangga dalam konferensi pers secara virtual dikutip Investor Daily pada Senin (06/02/2023).
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2022 konsumsi rumah tangga tumbuh 4,93%. Angka ini lebih tinggi dari posisi tahun 2021 yang sebesar 2,02%. Konsumsi rumah tangga tumbuh menguat di tahun 2022. Pulihnya mobilitas mendorong aktivitas dunia usaha dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Hal tersebut juga ditunjukkan oleh kenaikan PPh Pasal 21 sebesar 18,36%. Membaiknya pendapatan masyarakat mendorong penguatan seluruh kelompok konsumsi, utamanya pada kelompok konsumsi transportasidan komunikasi serta restoran dan hotel. "Terutama dengan kembalinya mobilitas, kepercayaan masyarakat untuk beraktivitas semakin tinggi, tentu ini akan mendorong pertumbuhan," ucap Airlangga.
Di sisi lain, Ekonom PT Bank Mandiri Tbk Faisal Rachman mengungkapkan di tahun 2023 ini sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia kemungkinan besar akan bergeser dari sektor eksternal ke sektor domestik. Sebab kegiatan ekspor diperkirakan akan melemah seiring dengan perlambatan ekonomi global. Pembukaan kembali ekonomi Tiongkok memang dapat menopang permintaan, namun harga komoditas masih rentan berlanjut melemah di tengah prospek peningkatan pasokan dan penurunan permintaan di negara-negara Barat. “Konsumsi rumah tangga akan ditopang oleh inflasi yang terkendali dan pencabutan PPKM yang selanjutnya dapat meningkatkan mobilitas dan permintaan masyarakat,” kata Faisal.
Sementara pengeluaran pemerintah yang mengalami kontraksi pada tahun 2022 di tengah menurunnya pengeluaran untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional diharapkan dapat kembali mencatat pertumbuhan pada tahun 2023, termasuk persiapan Pemilu 2024.
Faisal mengatakan sumber pertumbuhan ekonomi dari sisi investasi tetap akan bergeser dari investasi nonbangunan dan struktur, khususnya investasi terkait komoditas, menjadi investasi bangunan dan struktur. Hal ini didukung oleh peningkatan anggaran infrastruktur pada APBN 2023 , pelaksanaan proyek strategis nasional, proyek hilirisasi, dan pembangunan ibu kota negara.
“Secara keseluruhan, kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan menurun secara terkendali menjadi 5,04% pada tahun 2023,” kata Faisal
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Bagikan
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI
19.569 Warga dari 6 Kecamatan di Ketapang Terdampak Banjir
Asteroid Seukuran Menara Big Ben Melintasi Bumi Akhir Pekan Ini
Imigrasi: Wisman Resek di Indonesia Langsung Dideportasi
Demi Uang Baru, Ratusan Warga Kediri Rela Antre di GOR Joyoboyo Kediri
6 Menu Sahur dan Buka Puasa untuk Penderita Diabetes
Kembali Akan Bela Indonesia, Ini Ekspresi Elkan Baggott

Literasi Ekonomi Syariah Baru Capai 23,3%
2 menit yang laluPrestasi IndiHome di PRIA Award 2023
24 menit yang laluSerial Child Molester Receives Parole
14 jam yang laluB-FILES
Harga Cabai dan Ayam Potong di Kota Mataram Meroket


Sekilas mengenai Ganjar Mania Dibubarkan
Guntur Soekarno