Jakarta- Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Susi Pudjiastuti meresmikan Galeri Barang Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) di Gedung Mina Bahari IV, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Senin malam (13/3). Peresmian dihadiri sejumlah duta besar negara sahabat, di antaranya Tiongkok, Amerika Serikat (AS), Kolumbia, Rusia, Prancis, Italia, dan Mongolia. Selain itu hadir para atase, di antaranya dari Inggris dan Belgia.
Menteri Susi mengatakan, pengelolaan BMKT oleh pemerintah merupakan bagian dari upaya mengembalikan kejayaan laut menyusul visi Indonesia menuju Poros Maritim dunia. "BMKT memiliki nilai sejarah tinggi, tidak terhitung rupiah. Karena itu, pemerintah ingin mengelola BMKT agar pemanfaatannya terorganisasi dan mandiri," kata Susi saat meresmikan Galeri BMKT di Jakarta, Senin malam (13/3).
Galeri tersebut memajang lebih dari 1.500 keping BMKT, di antaranya dari Dinasti Tang (abad IX) dan Dinasti Song (abad XI-XII). Sejumlah barang yang bisa dilihat antara lain vas Liao (abad X), botol hijau dari Dinasti Fatimiyah serta produk massal, seperti mangkuk.
Susi mengatakan, barang-barang yang berasal dari Tiongkok, Spanyol, Inggris, dan Belanda tersebut ditemukan dan diangkat dari perairan Kepulauan Riau, Selat Karimata, Selat Bangka Belitung, dan Laut Jawa.
Meski demikian kata Susi, barang di galeri baru 1 persen dari total BMKT yang dimiliki Indonesia. "Ini baru galeri mini, karena masih 1 lantai. Ke depan, saya berharap bisa ada 1 gedung untuk memajang harta karun bahari dan sejarah Indonesia. Saya ingin BMKT ini bisa dilihat dan dinikmati anak bangsa. BMKT ini merupakan bukti Indonesia sebagai bagian dari sistem perdagangan dunia," kata Susi.
Susi mengharapkan, para kolektor harta karun bahari juga bersedia meminjamkan koleksinya ke Galeri BMKT.
Berdasarkan estimasi yang dikeluarkan Badan Riset Kelautan dan Perikanan tahun 2000, ada 463 titik lokasi kapal tenggelam yang membawa komoditi dan barang dari Tiongkok, Asia Barat, serta Eropa seperti Belanda (VOC), Inggris dan Spanyol. Selain itu, pemerintah memiliki gudang BMKT yang menampung lebih dari 200.000 keping koleksi dari abad IX-XVIII Masehi.
Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP Brahmantya Satyamurti menambahkan, BMKT memiliki nilai yang kompleks, mulai dari aspek ekonomi, sejarah dan ilmu pengetahuan, teka-teki tentang perdagangan, teknologi perkapalan, serta hubungan antarbangsa.
“Dari sisi ekonomi, setiap lokasi BMKT dapat bernilai antara US$ 80.000 hingga US$ 18 juta. Apabila dimanfaatkan untuk mendukung pariwisata dapat menghasilkan US$ 800 -126.000 per bulan per lokasi. Nilai ini yang kemudian mendasari pemerintah untuk mengelola BMKT dan tidak ingin menyerahkannya kepada pihak lain. Karena BMKT adalah milik bangsa dan identitas kita sebagai negara maritim," kata Brahmantya.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: Investor Daily