Jakarta, Beritasatu.com - Perkembangan saham syariah di Indonesia terus berkembang, bahkan nilai kapitalisasi saham syariah berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per 27 Oktober 2020 telah mencapai Rp 3.061,6 triliun atau 51,4% dari seluruh kapitalisasi pasar modal yang mencapai Rp 5.956,7 triliun. Jumlah outstanding efek syariah di pasar modal meliputi 467 saham syariah, 163 sukuk korporasi, 284 reksadana syariah dan 65 sukuk negara.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen, mengatakan sejalan dengan perkembangan industri halal, pasar modal syariah kini telah mengambil peran penting sebagai alternatif penyedia sumber pendanaan. Sehingga ke depannya bisa terwujud konsep halal value chain yang komprehensif dari hulu ke hilir.
OJK pun sudah menerbitkan peta jalan (roadmap) pasar modal syariah 2020-2024, yang mana salah satu poin pentingnya yakni peningkatan literasi dan inklusi keuangan pasar modal syariah. Apalagi, pasar modal syariah merupakan salah satu alternatif pilihan investasi yang menarik bagi investor adalah sukuk wakaf karena memadukan aspek bisnis dan spiritual yang bernilai ibadah.
“Pasar modal syariah Indonesia yang pertama di dunia yang memiliki produk investasi lengkap dan terhubung dengan filantropi Islam antara lain zakat saham, wakaf saham dan wakaf tunai yang dikaitkan sukuk atau Cash Wakaf Linked Sukuk,” kata Hoesen dalam Sharia Investment Week (SIW) 2020 secara virtual di Jakarta, Senin (16/11).
Saat ini, lanjut Hoesen, tersedia berbagai jenis efek syariah yang dapat dipilih dan disesuaikan kebutuhan pendanaan dan ukuran perusahaan baik skala menengah-besar dan usaha mikro-kecil. Misalnya bagi perusahaan skala menengah ke atas dapat melakukan penawaran umum (IPO) saham atau sukuk, sedangkan UKM dapat menerbitkan efek melalui platform crowdfunding.
Sementara itu, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Inarno Djajadi, mengatakan pasar modal syariah di Indonesia telah berkembang pesat dan semakin menarik. Terkait dengan itu, dia optimistis pasar modal syariah di Indonesia akan semakin maju seiring semakin bertambahnya jumlah investor syariah yang cukup signifikan dalam lima tahun terakhir.
“Berdasarkan data yang dihimpun dari Anggota Bursa penyedia layanan Sharia Online Trading System (AB SOTS,) dalam lima tahun terakhir jumlah investor syariah telah meningkat lebih dari 1.500%, dari 4.908 investor di tahun 2015 menjadi 80.152 investor per September 2020 dengan tingkat keaktifan mencapai 25,2%,” kata Inarno.
Inarno menjelaskan, berdasarkan data BEI per 27 Oktober 2020, volume transaksi saham syariah mencapai 56,9%, serta frekuensi transaksi saham syariah yang mencapai 61,9% dari total frekuensi transaksi saham di BEI.
Terkait SIW 2020, Inarno menjelaskan acara ini merupakan gelaran pasar modal syariah tahunan yang mempertemukan investor pasar modal syariah dengan pemangku kepentingan dan pakar di bidang pasar modal syariah. Kegiatan SIW 2020 akan berlangsung pada 16-21 November secara virtual melalui situs shariainvestmentweek.com.
“SIW 2020 diharapkan dapat meyakinkan masyarakat untuk mulai berinvestasi syariah di Pasar Modal Indonesia. Selain itu, SIW 2020 juga diharapkan dapat berperan menjadi gerbang pembuka bagi para investor syariah, baik pemula maupun investor aktif, untuk lebih memahami Pasar Modal Syariah di Indonesia dan menyebarkan semangat berinvestasi syariah di Pasar Modal Indonesia,” ungkap Inarno.
Sumber: Suara Pembaruan