Jakarta, Beritasatu.com - Dalam rangka mempercepat pemulihan ekonomi, pemerintah terus mengembangkan instrumen kebijakan, termasuk Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Sovereign Wealth Fund (SWF). Lembaga yang akan beroperasi di periode kuartal I 2021 ini menjadi salah satu cara pemerintah menggenjot investasi, sehingga diharapkan bisa berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
"SWF dimulai dengan tata kelola yang baik, berikut orang-orang yang terbaik dan kredibilitas yang tinggi, karena ini akan menjadi instrumen untuk mengembangkan pembiayaan pembangunan secara kreatif, akuntabel, dan transparan. Kita juga akan mengoptimalkan aset-aset negara sehingga mereka mampu memberikan nilai tambah yang berkelanjutan," kata Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, dalam Webinar Series MWA UI "Covid 19 dan Percepatan Pemulihan Ekonomi 2021: Harapan, Tantangan, dan Strategi Kebijakan, Rabu (27/1/2021)
Terkait pucuk pimpinan SWF, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Dewan Pengawas Lembaga Pengelola Investasi (LPI) di Istana Negara pada Rabu, (27/1) pagi. Pelantikan Dewan Pengawas LPI dilakukan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 6/P tahun 2021.
Berikut tiga nama dewan pengawas SWF dari unsur profesional yang akan melengkapi lima kursi dewan pengawas yang dua diantaranya telah dijabat secara ex-officio oleh Sri Mulyani Indrawati selaku Menteri Keuangan dan Erick Thohir selaku
Menteri BUMN.
Pertama, Haryanto Sahari, merupakan akuntan publik senior yang dimiliki oleh Indonesia dengan lebih dari 30 tahun pengalaman dan saat ini menjabat sebagai komisaris independen di salah satu perbankan nasional.
Haryanto juga pernah menjabat sebagai Country Senior Partner of PriceWaterhouseCoopers Indonesia dan memimpin sejumlah inisiatif audit dari perusahaan-perusahaan besar Indonesia. Lalu, juga terlibat dan memiliki pengalaman dalam restrukturisasi perusahaan dalam krisis Asia.
Kedua, Darwin Cyril Noerhadi, merupakan salah satu investor terkemuka di Indonesia dan merupakan pendiri dari firma finansial Creador Indonesia. Darwin telah berperan dalam berbagai transaksi investasi di Asia Tenggara dan Asia Selatan meliputi Indonesia, Malaysia, India dan Vietnam.
Selain itu, Darwin juga pernah memegang jabatan penting termasuk menjabat sebagai Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Direktur Keuangan Medco Energi, dan Partner di bidang Corporate Finance pada PriceWaterhouseCoopers Indonesia.
Ketiga, Yozua Makes, pendiri dan managing partner dari firma hukum Makes & Partners, dengan pengalaman lebih dari 30 tahun dalam transaksi merger dan akuisisi, corporate finance, penanaman modal asing dan berbagai transaksi komersial antar negara lainnya.
Adapun, keahlian dan pengalaman ketiga dewan pengawas dari unsur profesional di bidang investasi, pasar modal, hukum dan tata kelola sangat diperlukan untuk mendukung fungsi pengawasan LPI sebagaimana diatur dalam UU 11/2020 demi mendorong LPI yang solid, kredibel, dan efektif.
Sumber: BeritaSatu.com