Pasca Gempa Cianjur, Banyak Sekolah Masih Membutuhkan Fasilitas Pembelajaran
Jakarta, Beritasatu.com - Gempa Cianjur yang terjadi pada November 2022 lalu tidak hanya merusak sebagian rumah warga, namun juga bangunan sekolah.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi pada 4 Januari 2023 lalu mencatat bahwa sebanyak 800 satuan pendidikan ikut terdampak bencana di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Akibatnya, banyak anak-anak yang harus belajar dari tenda darurat seperti yang dilakukan pelajar SMPN 5 Cianjur ini. Meski demikian, semangat anak-anak tak pernah luntur sekalipun sekolah mereka mengalami kerusakan parah.
Akib Ibrahim selaku Plt Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur mengatakan saat ini yang menjadi prioritas dalam mewujudkan kembali semangat belajar anak-anak terdampak gempa adalah proses pemulihan bangunan sekolah.
"Saya berharap pemulihan bangunan sekolah bisa dipercepat, agar anak-anak tidak lagi belajar di tenda darurat seperti ini," kata dia kepada Beritasatu.com saat ditemui di SMPN 5, Desa Nagrak, Cianjur, Jawa Barat Kamis (2/3/2023).
Selain itu kebutuhan lainnya seperti fasilitas belajar dalam bentuk meja dan kursi juga masih diperlukan. Seperti yang diketahui, kedua fasilitas tersebut menjadi penunjang para siswa selama proses belajar di sekolah.
"Karena meja dan kursi ikut rata dengan tanah, jadi fasilitas ini juga masih sangat diperlukan. Karena murid sudah terbiasa belajar dengan meja dan kursi," kata dia menambahkan.
Tak hanya itu saja, dijelaskan lebih lanjut oleh Akib banyak siswa yang menjadi korban gempa Cianjur membutuhkan seragam serta alat tulis seperti buku, pensil maupun pulpen.
"Pakaian seragam, alat tulis, buku, semua itu masih sangat dibutuhkan disini," sambungnya.
Fasilitas pembelajaran lain yang tak kalah penting juga diperlukan. Manakala semua fasilitas sekolah seperti ruang komputer, laboratorium dan peralatannya ikut hancur saat gempa terjadi tiga bulan lalu.
Seperti yang diketahui SMPN 5 Cianjur menjadi salah satu sekolah yang terdampak cukup parah usai gempa yang terjadi pada November 2022 silam. Setidaknya, beberapa bangunan hancur. Tersisa beberapa bangunan namun sulit untuk digunakan karena ada material yang masih saja berjatuhan akibat getaran gempa terus terjadi dalam dua hari sekali.
Untuk itu P&G bersama dengan Save the Children dan Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur melakukan aksi tanggap darurat ini lewat tiga program utama, yaitu Dukungan Psikososial, Pendidikan dalam Situasi Darurat, dan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).
“Kami mewakili masyarakat Cianjur mengucapkan terimakasih atas aksi tanggap darurat yang dilakukan P&G dan Save the Children bagi anak-anak dan guru lewat Dukungan Psikososial, Pendidikan dalam Situasi Darurat dan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB). Kami berharap bahwa dukungan ini dapat mendorong semangat para siswa dan guru untuk kembali bangkit dan pulih di tengah keterbatasan akibat bencana. Semoga bantuan ini dapat mengakselerasi proses pemulihan sektor pendidikan, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat kembali normal, aman dan nyaman seperti sediakala," tutur Akib.
Ketiga program tersebut telah berlangsung sejak Januari 2023 dan akan rampung pada April 2023, serta diharapkan dapat menjangkau 300 guru dan 2.300 siswa anak-anak yang merupakan bagian dari 15 sekolah binaan program “We See Equal” P&G Indonesia di Kabupaten Cianjur. Dari total 300 guru tersebut, sebanyak 30 guru yang mewakili sekolahnya diberikan pelatihan untuk dapat menjadi master trainer bagi guru lainnya.
Program ini dilaksanakan oleh tenaga ahli Save the Children Indonesia yaitu dari bidang Mental Health and Psychosocial Support (MHPSS), Child Protection & Education in Emergencies. Program P&G dan Save the Children ini diharapkan dapat memberikan dukungan mental, menguatkan para siswa, serta memberikan semangat belajar di situasi darurat untuk para guru dan seluruh warga sekolah, meskipun sedang dalam masa transisi darurat.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Bagikan