ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

Jelang Kekeringan Parah, BMKG: Modifikasi Cuaca Pindahkan Hujan ke Waduk

Penulis: Dwi Argo Santosa | Editor: DAS
Kamis, 8 Juni 2023 | 05:35 WIB
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memperlihatkan monitoring Climate Early Warning BMKG untuk mendukung pengendalian Karhutla, di Jakarta, Rabu (25/1/2023).
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memperlihatkan monitoring Climate Early Warning BMKG untuk mendukung pengendalian Karhutla, di Jakarta, Rabu (25/1/2023). (BMKG / Dokumentasi)

Jakarta, Beritasatu.com - Kekeringan parah diprediksi bakal terjadi pada semester II 2023 di wilayah Indonesia. Salah satu upaya mengantisipasi dampak buruknya adalah dengan modifikasi cuaca.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati memberikan perhatian khusus pada modifikasi cuaca saat jumpa pers secara daring, Selasa (6/6/2023). Pasalnya, ada banyak kekeliruan pandang mengenai modifikasi cuaca.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan, musim kemarau sudah mulai masuk 60-70 persen, ditandai dengan masuknya angin dari arah timur serta berkurangnya pertumbuhan awan hujan di kawasan selatan terutama yang berbatasan dengan Australia, yakni Bali, NTT, NTB.

ADVERTISEMENT

Untuk itu perlu adanya antisipasi dengan teknologi modifikasi cuaca. “Agar disegerakan (modifikasi cuaca) karena kita masih memiliki potensi awan hujan,” katanya.

Sejumlah petugas membawa tangki berisi garam untuk dinaikkan ke pesawat Hercules C-130 di Lanud Halim Perdana Kusuma Jakarta, Sabtu (15/3). Antara/Wahyu Putro A
Sejumlah petugas membawa tangki berisi garam untuk dinaikkan ke pesawat Hercules C-130 di Lanud Halim Perdana Kusuma Jakarta.

Menyabung hal itu, Dwikorita menyampaikan ada beberapa pihak yang mengkhawatirkan bila teknologi ini dilakukan maka akan menyebabkan banjir.

“Pemahaman ini perlu diluruskan. Teknologi modifikasi hujan ini hanya bisa dilakukan kalau masih ada hujan yakni dengan cara mengontrol atau mengendalikan hujan agar bisa dijatuhkan di tempat yang jadi sasaran, misalnya di waduk atau bendungan,” katanya.

Dengan demikian hujan di arahkan untuk ditampung di waduk atau bendungan sebagai cadangan ketika kemarau atau saat kekeringan.

“Kalau menunggu (sampai kemarau tiba), dan modifikasi cuaca dilakukan ketika tidak ada hujan, itu tidak bisa. Sehingga mohon jangan menunda (dalam melakukan modifikasi cuaca). Kalau menunggu hujannya habis, maka tidak ada lagi modal dasarnya untuk dimodifikasi karena awan pun sudah tidak ada,” Dwikorita menjelaskan.

BMKG memprediksi kekeringan terjadi pada Juli-Oktober 2023. Musim kemarau 2023 ini bakal menimbulkan kekeringan setara tahun 2019 yang tergolong parah. Berbagai kemungkinan perlu diantisipasi termasuk potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang menimbulkan kerugian triliunan rupiah.

Menurut Dwikorita Karnawati, pihaknya sudah menyebarluaskan informasi mengenai kondisi El Nino yang semakin menguat pada Maret 2023 lalu.

Prediksi terkait kemarau dan kekeringan juga sudah disampaikan pada Jumat (26/5/2023) pada National Climate User Forum, yakni forum diskusi bagi para pengguna informasi musim dan iklim di tingkat nasional.

Hadir pada acara tersebut para pengampu kepentingan seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana,  Badan Pangan Nasional, Bank Indonesia, serta perusahaan BUMN dan swasta.

Penyebarluasan informasi ini lebih cepat diharapkan akan ditindaklnjuti dengan langkah nyata dari kementerian dan lembaga terkait, termasuk dalam hal modifikasi cuaca.



Bagikan

BERITA TERKAIT

6 Kecamatan di Kabupaten Trenggalek Alami Kekeringan Ekstrem

6 Kecamatan di Kabupaten Trenggalek Alami Kekeringan Ekstrem

NUSANTARA
Atasi Kekeringan, BI Bangun Pompa Hidram di Bima

Atasi Kekeringan, BI Bangun Pompa Hidram di Bima

NUSANTARA
Kekeringan Cirebon Diklaim Terparah di Pantura

Kekeringan Cirebon Diklaim Terparah di Pantura

NUSANTARA
Sungai Mengering, Petani di Tangerang Banting Profesi Jadi Kuli

Sungai Mengering, Petani di Tangerang Banting Profesi Jadi Kuli

MEGAPOLITAN
Dampak El Nino, Petani Padi di Lampung Selatan Terpaksa Panen Dini

Dampak El Nino, Petani Padi di Lampung Selatan Terpaksa Panen Dini

NUSANTARA
Kekeringan karena El Nino, 8.500 Lebih Warga Serang Kesulitan Air Bersih

Kekeringan karena El Nino, 8.500 Lebih Warga Serang Kesulitan Air Bersih

NUSANTARA

BERITA TERKINI

Dituding Terima Rp 27 Miliar dalam Kasus BTS, Menpora Dito Ariotedjo Mengaku Telah Beri Klarifikasi

NASIONAL 9 menit yang lalu
1069618

Kemendagri Dorong BUMD Kreatif dan Inovatif

NASIONAL 14 menit yang lalu
1069619

Warga Keluhkan Harga BBM Naik dan Beras Mahal

EKONOMI 19 menit yang lalu
1069617

Puncak Musim Kemarau, Menteri LHK: Waspada Peningkatan Karhutla

NASIONAL 25 menit yang lalu
1069616

Naik, Ini Daftar Harga BBM Nonsubsidi Pertamina 1 Oktober 2023

EKONOMI 25 menit yang lalu
1069615

Pekanbaru Diselimuti Kabut Asap, Jadwal Penerbangan Alami Keterlambatan

NUSANTARA 31 menit yang lalu
1069614

Mahfud Janji Turun Tangan jika Aparat Kesulitan Usut Kasus Menteri Pertanian SYL

NASIONAL 32 menit yang lalu
1069612

Gempa Sukabumi, BPBD: Belum Ada Laporan Kerusakan

NUSANTARA 33 menit yang lalu
1069613

Inter Miami vs New York City: Tanpa Messi, The Herons Imbang

SPORT 43 menit yang lalu
1069611

Relawan Terus Perkuat Dukungan bagi Ganjar Pranowo di Jawa Timur

BERSATU KAWAL PEMILU 45 menit yang lalu
1069610
Loading..
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ARTIKEL TERPOPULER





Foto Update Icon
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT